MEDAN, KOMPAS.com - Dinas Pendidikan Sumatera Utara (Sumut) akan memberikan surat teguran ke SMK Negeri 10 Medan terkait ratusan siswa yang tak bisa mendaftar ke Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP).
"Tentu saya kecewa melihatnya. Ini kan antisipasi yang kurang. Semestinya, data itu dari awal sudah dimasukkan," kata Kepala Seksi SMA Dinas Pendidikan Sumut Wilayah I, Duta Syailendra, saat diwawancarai di SMKN 10 Medan pada Kamis (6/2/2025).
Menurut Duta, hal itu terjadi karena pihak sekolah kurang mengantisipasi terjadinya eror saat menginput e-rapor ke Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS).
"Batas PDSS itu kan 31 Januari, tetapi mereka (sekolah) memasukkan data e-rapor di ujung, 30 Januari 2025. Kalau seminggu sebelum, antisipasinya kan bisa dilakukan," ujar Duta.
Baca juga: Orangtua: Jika Siswa Gagal Ikut SNBP, SMKN 10 Medan Harus Kuliahkan, Jangan Tumbalkan Anak-anak!
Dia menyampaikan sangat prihatin kesempatan siswa untuk mendaftar ke SNBP akan berujung kandas.
Oleh karena itu, dia berharap sekolah dapat berupaya ke kementerian untuk menyelesaikan masalah itu.
"Untuk memberikan sanksi itu bukan kewenangan saya, kepala dinas itu. Namun, sudah pasti itu, (Disdik Sumut akan) memberikan surat teguran," ucapnya.
Sebelumnya diberitakan, Pehulysa Sagala, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMKN 10 Medan, menyampaikan bahwa kesalahan terjadi di tahap finalisasi.
"Kesalahannya terjadi di finalisasi terkait data e-rapor kita yang semester 5 tidak tertarik (tak terbaca) ke sistem PDSS," kata Pehulysa saat diwawancarai di sekolah pada Kamis (6/2/2025).
"Jadi mengakibatkan anak-anak kita ini tidak bisa mendaftar jalur SNBP. Di situ masalahnya," tambahnya.
Baca juga: SMKN 10 Medan Minta Maaf 140 Siswa Gagal Ikut SNBP: Kami Lalai, Tak Bisa Prediksi Waktu
Ia berdalih, ada faktor human error saat menginput data dan kendala sistem yang di luar dugaan.
Di samping itu, ia menuturkan pihaknya baru pertama kali menggunakan sistem e-rapor.
"Sebetulnya, bisa juga manual, tetapi kami memilih e-rapor. Karena kalau e-rapor, kuota bisa bertambah 5 persen. Jadi, selisihnya ada 6-7 orang," ungkapnya.
Dia menyebutkan, pihaknya sudah berkoordinasi ke pusat terkait masalah tersebut.
Namun, sampai saat ini pihaknya masih mengupayakan agar para siswa dapat mendaftar ke SNBP.
Di lain pihak, Bernadetha Maria Christy Manalu (17) mengatakan, dirinya sangat kecewa dengan sekolah yang gagal menginput data sehingga membuat siswa tak bisa mengikuti SNBP.
"Demonya tentang pengisian PDSS kami sama sekali belum tuntas, tetapi masalahnya selalu diputar-putar balik oleh pihak sekolah," kata Bernadetha saat diwawancarai di lokasi.
Dia menyampaikan, sejauh ini ada masalah dalam penginputan data rapor semester 5 siswa sehingga tak terbaca di PDSS.
"Jadi, sekolah menyatakan kami ini tetap bisa. Cuma mereka ini memutarbalikkan terus. Sampai sekarang belum ada kejelasan dari pihak sekolah," ujar Bernadetha.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang