MEDAN, KOMPAS.com - Suasana duka menyelimuti rumah duka RFS (27) di Jalan Besar Sedap Malam III B, Kecamatan Medan Selayang, Kota Medan.
RFS, seorang teknisi, meninggal dunia akibat kecelakaan helikopter di Malaysia.
Pantauan Kompas.com pada Sabtu (8/2/2025) di lokasi, terlihat sejumlah papan bunga berjejer di pinggir jalan menuju rumah duka RFS.
Beberapa kerabat dan tetangga korban datang satu per satu, berkumpul di bagian dalam dan teras rumah, meskipun jenazah RFS belum tiba di rumah duka.
"Informasinya, jenazah diberangkatkan dari Malaysia sekitar pukul 08.30 WIB," kata seorang pria yang mengaku sebagai abang RFS.
Baca juga: Kemenlu Sebut 1 Orang WNI Tewas Akibat Helikopter Jatuh di Malaysia
"Ya, kemungkinan siang atau sore jenazah baru tiba di sini. Rencananya, untuk acara pemakaman pada hari Senin," sambungnya.
Pria tersebut, yang sedang menggendong anak, enggan berbicara banyak mengenai kematian adiknya.
Sebelumnya, Direktur Pelindungan Warga Negara Indonesia (WNI) dan Badan Hukum Indonesia (BHI) Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Judha Nugraha, menjelaskan bahwa RFS tewas akibat terkena serpihan helikopter.
“Almarhum bertugas sebagai teknisi dan saat kejadian terkena serpihan helikopter yang menyebabkan kematian,” ungkap Judha kepada Kompas.com, Jumat (7/2/2025).
Judha juga menyebutkan bahwa Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur telah berkoordinasi dengan otoritas penerbangan Malaysia dan perusahaan pemilik pesawat untuk proses pemulasaraan dan repatriasi jenazah WNI tersebut.
Saat ini, jenazah sudah berada di Hospital Bentong, Pahang, dan perwakilan dari pemilik helikopter di Malaysia telah hadir pada Kamis malam untuk penanganan lebih lanjut.
Baca juga: Repatriasi WNI Korban Tewas Kecekalaan Helikopter di Malaysia Akan Sampai Rumah Duka
Lebih lanjut, Judha mengungkapkan bahwa helikopter nahas dengan nomor registrasi PK-ZUV tersebut adalah milik perusahaan Indonesia Zaveryna Utama yang disewa oleh perusahaan Malaysia untuk pemasangan kabel listrik.
Sementara itu, Kepala Polisi Daerah Bentong, Superintendent Zaiham Mohd Kahar, menjelaskan bahwa insiden jatuhnya helikopter Bell 206L4 di Bentong, Pahang, terjadi setelah helikopter hilang kendali saat mempertahankan ketinggian tiga meter untuk pengisian bahan bakar.
Akibatnya, kaki helikopter bergesek dengan tempat pendaratan, yang mengakibatkan helikopter terguling dan terbakar.
Pilot helikopter dilaporkan selamat dan hanya mengalami luka ringan setelah seorang warga setempat berinisiatif menyelamatkannya dari helikopter yang terbakar.
Hingga saat ini, otoritas Malaysia masih melakukan penyelidikan terkait penyebab kecelakaan di lokasi helikopter jatuh.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang