Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dugaan Malapraktik RS: Keluarga Kaget, Bukan Jari Dioperasi, tapi Kaki Diamputasi...

Kompas.com, 5 Maret 2025, 03:50 WIB
Eris Eka Jaya

Editor

KOMPAS.com - Kasus dugaan malapraktik di sebuah rumah sakit umum (RSU) yang menimpa seorang ibu rumah tangga berinisial JS (43) di Medan menyita perhatian publik.

Pasalnya, JS yang awalnya hanya mengeluhkan luka di jari telunjuk kaki kanan akibat tertusuk paku justru harus kehilangan kaki kanannya setelah menjalani operasi di rumah sakit umum.

Kejadian ini menimbulkan pertanyaan dari pihak keluarga JS mengenai prosedur medis yang dilakukan rumah sakit tersebut.

JS datang ke rumah sakit pada Minggu (23/2/2025) untuk mengobati lukanya.

Setelah pemeriksaan awal, dokter menyarankan agar JS menjalani operasi di bagian jari yang terluka.

Baca juga: Ibu di Medan Diduga Jadi Korban Malapraktik RS, Kaki Diamputasi Tanpa Izin

Keluarga pun menyetujui prosedur tersebut dan menandatangani berkas persetujuan operasi jari serta pembiusan pada Senin (24/2/2025) sekitar pukul 15.00 WIB.

Namun, setelah operasi selesai, keluarga dibuat terkejut karena yang dioperasi bukan hanya jari kaki, melainkan seluruh kaki kanan JS hingga betisnya.

"Nah, setelah itu, keluarga semua terkejut, rupanya bukan jari-jari yang dioperasi, tetapi kaki JS diamputasi dari bagian betis," ujar Hans Benny Silalahi, kuasa hukum JS, kepada Kompas.com pada Selasa (4/3/2025).

Merasa tidak terima, keluarga JS pun melaporkan dugaan malapraktik ini ke Polda Sumut.

Hans juga menyampaikan pihaknya akan membawa kasus ini ke tingkat nasional dengan mengadukan permasalahan ini ke Mabes Polri, Kementerian Kesehatan, dan DPR RI.

Rumah Sakit Klaim Kesalahpahaman, Kasus Disebut Sudah Damai

Di sisi lain, pihak rumah sakit menyatakan bahwa permasalahan ini telah berujung damai.

"Sudah selesai, siang ini. Sudah berdamai kedua belah pihak," kata Kepala Hukum Rumah Sakit Umum (RSU) Mitra Sejati, Erwinsyah Lubis, Selasa (4/3/2025).

Namun, ketika ditanya mengenai detail kejadian, Erwin enggan memberikan penjelasan lebih lanjut dan hanya menyebut bahwa kasus ini terjadi akibat kesalahpahaman.

Dinas Kesehatan Turun Tangan

Menanggapi kasus ini, Dinas Kesehatan Sumatera Utara mengirim tim untuk melakukan investigasi.

Berdasarkan informasi dari pihak rumah sakit, JS ternyata memiliki riwayat diabetes mellitus dengan kadar gula darah yang sangat tinggi, yakni 449 mg/dl. Kondisi ini menyebabkan infeksi berat dan kematian jaringan di kakinya.

"Sesuai dengan prosedur medis, amputasi diperlukan untuk mencegah penyebaran infeksi ke bagian tubuh lain yang lebih luas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Sumut, Faisal Hasrimy.

Faisal mengungkapkan pihak rumah sakit sempat mencoba menghubungi keluarga untuk menginformasikan perlunya amputasi lebih lanjut.

Namun, keluarga tidak berada di lokasi saat operasi berlangsung.

Baca juga: Ini Alasan RSU Mitra Sejati Medan Amputasi Kaki Pasien Tanpa Izin...

"Saat itu, rumah sakit mencoba mengonfirmasi ke keluarga, tetapi mereka tidak ada di lokasi meski sudah dipanggil beberapa kali. Karena itu, rumah sakit mengambil langkah berikutnya (amputasi hingga ke betis)," jelas Faisal.

Meskipun pihak rumah sakit mengklaim telah mengikuti prosedur medis, Dinas Kesehatan tetap membawa kasus ini ke Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI) untuk menilai apakah ada pelanggaran etika profesi yang dilakukan tenaga medis.

"Kami tetap cek, apakah ada prosedur yang dilanggar. Kalau ada yang dilanggar kami berikan sanksi, bahkan sampai yang terberat bisa pencabutan izin," tegas Faisal.

Rico Waas, Wali Kota Medan saat diwawancarai di Kantor Wali Kota Medan pada Senin (3/3/2025). KOMPAS.com/GOKLAS WISELY Rico Waas, Wali Kota Medan saat diwawancarai di Kantor Wali Kota Medan pada Senin (3/3/2025).

Tanggapan Wali Kota Medan

Sementara itu, Wali Kota Medan, Rico Waas, juga angkat bicara dan meminta pihak rumah sakit segera memberikan klarifikasi kepada publik.

"Saya meminta Mitra Sejati untuk konferensi pers, untuk menyatakan apa masalah yang sebenarnya," kata Rico saat diwawancarai di Balai Kota Medan pada Selasa (4/3/2025).

Baca juga: RSU Diduga Amputasi Kaki Pasien Tak Izin, Wali Kota Medan Rico Waas Desak Konferensi Pers

"Karena kemarin saya sudah tanya ke Dinas Kesehatan, mereka sudah jalankan SOP-nya. Namun, saya meminta, Mitra Sejati sebagai rumah sakit untuk mengeluarkan statement bagaimana kondisi yang sebenarnya," tuturnya.

(Penulis: Kontributor Medan Kompas.com: Goklas Wisely)

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
THM De Tonga Medan Digerebek, 4 Butir Inex dan 82 Miras Ilegal Disita serta 7 Orang Ditangkap
THM De Tonga Medan Digerebek, 4 Butir Inex dan 82 Miras Ilegal Disita serta 7 Orang Ditangkap
Medan
Menjarah dan Merusak Warung Warga Usai Tawuran, Pemuda di Medan Ditembak
Menjarah dan Merusak Warung Warga Usai Tawuran, Pemuda di Medan Ditembak
Medan
 Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Medan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Medan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
Medan
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Medan
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
Medan
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Medan
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Medan
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Medan
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Medan
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau