MEDAN, KOMPAS.com - Angin puting beliung disertai hujan deras menerjang sejumlah wilayah di Kabupaten Tapanuli Utara (Taput) dan Serdang Bedagai (Sergai) dalam dua hari belakangan ini.
Akibat insiden ini, total sebanyak 58 rumah mengalami kerusakan.
Kepala Bidang Penanganan Darurat Peralatan dan Logistik BPBD Sumut, Sri Wahyuni, mengatakan, musibah di Taput terjadi pada Senin (21/4/2025), pukul 15.15 WIB.
"Diawali cuaca ekstrem dan curah hujan yang sangat tinggi di dua Kecamatan Taput, yang menyebabkan angin puting beliung, mengakibatkan kerusakan di beberapa rumah warga di desa," ujar Sri dalam keterangan tertulisnya, Selasa (22/4/2025).
Baca juga: 2 Rumah Terbakar di Padang Bulan Medan, 2 Tewas Termasuk Anak-Anak
Sri menjelaskan rata-rata rumah yang rusak disebabkan oleh seng yang beterbangan saat angin puting beliung terjadi.
Lalu, kata dia, dari data BPBD, total ada 25 rumah rusak akibat insiden ini. Rinciannya di Kecamatan Tarutung ada 20 rumah rusak berat dan 3 rumah rusak sedang.
"Dua rumah lainnya mengalami rusak ringan di Kecamatan Siatas Barita," ungkapnya.
Sri mengatakan, pihaknya juga melakukan berbagai upaya terkait insiden ini, di antaranya melakukan assessment di lokasi hingga membantu perbaikan rumah warga yang terdampak.
Baca juga: Video Viral Preman di Medan Mengamuk Saat Isi Saldo, Pukul Penjaga Konter dengan Kursi
Sementara itu, untuk di wilayah Sergai, insiden angin puting beliung terjadi pada Minggu (20/4/2025) sekitar pukul 10.21.
"Jadi, pemicunya adalah hujan deras disertai angin kencang yang menyebabkan terjadinya bencana alam angin puting beliung," kata Sri.
Sri menjelaskan bahwa akibat insiden ini, 33 rumah mengalami rusak berat, rinciannya berada di Kecamatan Perbaungan ada 17 rumah, sedangkan di Kecamatan Pantai Cermin ada 16 rumah.
"Upaya yang dilakukan petugas BPBD adalah melakukan pendataan di lokasi bencana dan memberi bantuan sembako kepada korban bencana angin puting beliung," ujar Sri.
Baca juga: Pria di Sergai Bakar Rumah Adik, Dipicu Sakit Hati
Sementara itu, Tuti (34), warga Kecamatan Pantai Cermin, mengatakan bahwa insiden terjadi ketika angin datang begitu kencang sehingga atap rumahnya terbawa terbang.
Dia pun sempat ketakutan, beruntung dalam insiden itu tidak ada warga yang terluka.
"Takut lihat atap seng rumah terbang dibawa angin," ujarnya dengan wajah cemas.
Akibat atap rumah yang rusak, seluruh barang-barang miliknya basah terkena hujan.
"Air hujan langsung masuk ke dalam rumah, semua pakaian dan barang-barang basah terendam," katanya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang