Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dihujani Bogem Saat Bertugas, 2 Pemadam Tetap Tak Mundur Padamkan Api

Kompas.com, 23 April 2025, 18:40 WIB
David Oliver Purba

Editor

KOMPAS.com – Meski mendapat perlakuan kekerasan saat bertugas, dua petugas pemadam kebakaran (Damkar) Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, tetap menjalankan tugas mereka memadamkan kebakaran hebat di pabrik briket arang milik PT HMMS, Kecamatan Tanjung Morawa, Sabtu (19/4/2025) malam.

Dua petugas bernama Aji dan Maulana alias Raja dipukul oleh sejumlah orang yang mengaku sebagai pemilik perusahaan saat proses pemadaman berlangsung.

Baca juga: Detik-detik Petugas Damkar Deli Serdang Dipukuli Saat Padamkan Kebakaran Pabrik Arang

Kepala Bidang Damkar Dinas Damkar dan Penyelamatan Deli Serdang, Anwar Siregar, menjelaskan, awal kejadian saat timnya mendapat laporan kebakaran sekitar pukul 22.04 WIB.

“Sampailah kami di lokasi jam 22.15 WIB. Begitu sampai, mobil Damkar pertama tidak langsung menyemprot karena kami lihat masih ada korsleting dan ledakan-ledakan. Enggak berani anggota nyiram,” ujar Anwar saat dihubungi Kompas.com, Selasa (22/4/2025).

Baca juga: Anggota Damkar Deli Serdang Dipukuli Saat Padamkan Api, Lapor Polisi

Petugas meminta agar aliran listrik diputus terlebih dahulu. Namun, pihak pabrik mendesak agar air segera disemprot.

“Lalu mereka meyakinkan kami, kalau aliran listrik sudah diputuskan. ‘Siram lah cepat, nanti marak apinya’,” kata Anwar.

Namun, saat mulai menyemprotkan air, seorang petugas justru tersetrum.

“Ada anggota kita kena sengatan listrik, untung bisa dilepasnya kepala selang itu. Gara-gara tersetrum, merah dan kuning kaki petugas kami,” ungkapnya.

Meski demikian, proses pemadaman tetap berlanjut. Namun, kondisi pabrik yang sempit dan banyak bahan mudah terbakar membuat api sulit dikendalikan.

Situasi makin panas saat mobil Damkar kedua datang untuk menyuplai air.

“Mereka anggap mobil kedua yang datang itu tidak bekerja, mereka lalu bilang ‘ah rusak ya mobil yang kalian kirim ini, bakar aja’. Jadi tetap ada yang memprovokasi,” jelas Anwar.

Ketegangan memuncak saat petugas mencoba menyedot air dari rawa-rawa menggunakan mesin pompa cadangan yang ternyata rusak. Terjadi adu mulut antara petugas dan pihak keamanan pabrik.

“Karena saling menjawab-menjawab, dipukul orang itu langsung anggota kita, Aji. Itu pukulannya dari samping, nggak tahu anggota itu. Baru yang kedua dipukul namanya si Raja. Raja ini sempat melihat pelaku karena dia dipukul dari depan,” ujar Anwar.

Petugas Damkar Deli Serdang, Maulana atau Raja (dua dari kiri) saat membuat laporan di Polresta Deli Serdang, Selasa (22/4/2025). Sebelumnya dia diduga menjadi korban penganiayaan pihak PT HMMS saat memadamkan api  yang membakar pabrik arang tersebutDok Damkar Deli Serdang Petugas Damkar Deli Serdang, Maulana atau Raja (dua dari kiri) saat membuat laporan di Polresta Deli Serdang, Selasa (22/4/2025). Sebelumnya dia diduga menjadi korban penganiayaan pihak PT HMMS saat memadamkan api yang membakar pabrik arang tersebut
Raja bahkan mengaku dipukul tiga kali oleh tiga orang berbeda.

Namun saat jalan dari rawa-rawa balik menuju mobil pemadam, tiba-tiba Raja dipukul berkali-kali dari belakang

Halaman:


Terkini Lainnya
 Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Medan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Medan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
Medan
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Medan
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
Medan
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Medan
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Medan
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Medan
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Medan
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Medan
Bobby Perpanjang Status Tanggap Darurat Banjir dan Longsor di Sumut sampai 24 Desember
Bobby Perpanjang Status Tanggap Darurat Banjir dan Longsor di Sumut sampai 24 Desember
Medan
Kementerian Kehutanan Ungkap Asal-Usul Pohon yang Terbawa Banjir di Batangtoru, Tapanuli Selatan
Kementerian Kehutanan Ungkap Asal-Usul Pohon yang Terbawa Banjir di Batangtoru, Tapanuli Selatan
Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau