MEDAN, KOMPAS.com - Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution, mengaku banyak menemukan anggaran pembelian barang yang tidak masuk akal dari sejumlah dinas maupun badan di bawah naungan Pemprov Sumut.
Salah satu yang diketahui Bobby adalah adanya dinas di Pemprov Sumut menganggarkan dana Rp 100 juta untuk membeli tusuk gigi.
Baca juga: Bobby Temukan Anggaran Aneh di Pemprov Sumut, Tusuk Gigi Rp 100 Juta
Kemudian, dari penelusuran Kompas.com di website Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) Pemprov Sumut, ternyata Badan Penghubung Pemprov Sumut juga menyiapkan anggaran pembelian barang yang "aneh".
Badan tersebut menganggarkan pembelian 15 kue tart berukuran 60 x 40 cm dengan pagu anggaran Rp 48.750.000.
Baca juga: TNI AL Nunggak Triliunan ke Pertamina, ICW Sorot Transparansi Anggaran
Di LKPP dituliskan sumber dana berasal dari APBD Sumut Kode RUP 55658358.
Paket tersebut diumumkan pada 21 Januari 2025 dengan metode pengadaan langsung.
Sebelumnya, Bobby sendiri mengaku berjanji akan merapikan kebijakan dari institusi di bawah naungan Pemprov Sumut yang menuntutnya melakukan pemborosan anggaran.
"Banyak (dinas yang menganggarkan tidak masuk akal) kita akan rapiin," ujar Bobby saat ditanya wartawan di kantor Gubernur Sumut, Rabu (30/4/2025).
Dia juga mengatakan belakangan pihaknya terus melakukan rangkaian pengecekan anggaran berbagai dinas di Pemprov Sumut, tujuannya untuk memastikan tidak ada lagi anggaran yang diperuntukkan untuk hal yang tidak penting.
"Dari kemarin, dua bulan ini kami terus buka anggaran yang ada, kita lihat di dinas-dinas. Ini perintah Pak Presiden untuk mengefisiensi hal-hal yang tidak perlu, bukan yang perlu diefisienkan, lalu (ternyata) masih banyak hal-hal seperti itu (anggaran tidak masuk akal) dipertahankan," tandasnya.
Bobby juga menjelaskan bahwa dalam proses pemantauan ini, dia tidak segan mencoret anggaran tidak masuk akal tersebut.
Bobby juga akan melakukan tindakan tegas kepada ASN yang bersikukuh memaksakan menganggarkan belanja yang tidak masuk akal.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang