MEDAN, KOMPAS.com - Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution mengatakan pihaknya tengah mencari formulasi untuk mengatasi kenakalan remaja di Sumatera Utara, misalnya untuk mengatasi tawuran antar-remaja.
Bobby mengatakan pihaknya tengah mempelajari berbagai langkah alternatif, termasuk mempertimbangkan cara Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang menginstruksikan remaja terlibat tindakan kriminal atau kenakalan berat, dibawa ke barak militer untuk mendapatkan pendidikan dan pendisiplinan.
"Kalau yang seperti yang dibuat Kang Dedi ini kita pelajari dulu dampaknya," ujar Bobby saat ditanya wartawan di kantornya, Senin (5/5/2025).
Baca juga: Dukung Pendidikan Siswa di Barak Militer, Farhan Akan Bantu Mengawasi
Namun, kata Bobby, persepsi soal kenakalan pelajar harus diselaraskan terlebih dahulu.
"Karena yang hari ini kita lihat yang komen (ke saya) semua dihubungkan dengan begal, nah itu kan beda lagi antara begal dan kenakalan remaja. Jadi jangan pula nanti begal dimasukkan ke sana (barak militer), malah melatih begalnya. Kalau anak-anak SMA baru bisa," ujarnya.
Untuk itu, kata Bobby, cara yang dilakukan Dedi Mulyadi harus terlebih dahulu dikaji bila ingin diterapkan di Sumut.
"Tapi kita harus samakan persepsi dulu, bukan bilang tidak setuju (dengan cara Dedi Mulyadi), tapi kita akan pelajari dulu," ujar Bobby.
Di sisi lain, Bobby juga mengatakan bahwa pihaknya kini tengah mengkaji program mengendalikan kenakalan remaja lainnya, di antaranya dengan cara meliburkan setiap siswa setiap hari Sabtu.
Dengan harapan agar para siswa memiliki banyak waktu dengan orang tua.
"Kita ingin sebenarnya seluruh sekolah yang ada di Sumut, kalau bisa hari Sabtu itu kita buat libur semua, agar ada waktu sama orang tua, bisa menghabiskan waktu dengan orangtua, bisa edukasi di rumah. Itu yang sedang kita kaji," tandasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang