MEDAN, KOMPAS.com – PT Antar Lintas Sumatera (ALS) memastikan sopir dan kernet mereka turut menjadi korban dalam kecelakaan tunggal bus di Kota Padang Panjang, Sumatera Barat, Selasa (6/5/2025). Insiden ini merenggut 12 nyawa penumpang dan melukai puluhan lainnya.
Humas PT ALS, Alwi, mengatakan total ada empat kru dalam perjalanan tersebut, yakni dua sopir dan dua kernet. Seluruhnya mengalami luka dan masih dirawat di rumah sakit.
"Untuk sopir ada dua orang dan kernet ada dua orang juga. Mereka masih dirawat di rumah sakit," kata Alwi saat diwawancarai di Jalan Sisingamangaraja, Kota Medan, Rabu (7/5/2025).
Baca juga: ALS Bantah Rem Blong Jadi Penyebab Kecelakaan, Sebut Bus Baru dan Pakai Sistem Angin
Menurut Alwi, salah satu korban sempat tak sadarkan diri, namun kini kondisinya mulai membaik. "Ada yang sempat tak sadarkan diri, tapi kondisinya sudah berangsur membaik," tambahnya.
Ia menjelaskan, perusahaan telah menerapkan sistem kerja bergilir untuk sopir, guna mengantisipasi kelelahan selama perjalanan antarkota. Dalam satu perjalanan, sopir bergantian setiap enam jam.
"Ini kan ada dua sopir, mereka ini setiap 6 jam sekali ganti. Jadi bisa mengantisipasi kalau kelelahan," ujarnya.
"Nah, untuk sopir pertama itu sudah 20 tahun lebih kerja di sini, sedangkan sopir kedua sudah 10 tahun lebih lah," sebut Alwi.
Baca juga: ALS Klaim Bus Maut yang Renggut Nyawa 12 Penumpang Laik Jalan
Terkait penyebab kecelakaan, PT ALS belum bisa memastikan. Dugaan rem blong pun belum dapat dikonfirmasi karena sopir masih dalam perawatan dan belum dimintai keterangan.
"Soal rem blong belum bisa dipastikan karena sopir belum dapat dimintai keterangan," sebut Alwi.
"Bus ini kan pakai mesin Mercedes 1626. Seandainya rem blong, sangat jarang karena menggunakan kekuatan angin," tambahnya.
Alwi menambahkan, bus yang terlibat kecelakaan baru dioperasikan sejak April 2025 dan rutin diservis sebelum berangkat dari Medan.
"Kalau gak diservis kita gak akan berangkatkan," kata Alwi.
Saat ini, PT ALS masih fokus memulangkan jenazah korban meninggal dunia serta memastikan perawatan korban luka, termasuk kru bus.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang