MEDAN, KOMPAS.com - Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka sempat menyinggung program Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, saat berkunjung ke Kantor Pemerintahan Provinsi Sumut pada Kamis (15/5/2025).
Mulanya, dalam acara Penutupan Muktamar Ke-15 Persatuan Ummat Islam (PUI), Gubernur Sumut, Bobby Nasution, menyampaikan bahwa Sumut mengalami sejumlah tantangan untuk menggapai cita-cita Indonesia Emas 2045.
"Masih ada persoalan yang sangat mendasar, yang di Sumut, kami masih menjadi 'pemenangnya' Pak Wapres dalam beberapa tahun terakhir ini sampai dengan tahun 2025," ujar Bobby saat memberi kata sambutan.
"Yaitu adalah kami masih menjadi provinsi nomor satu dengan penyalahgunaan narkoba di Indonesia, Pak Wapres," tambahnya.
Baca juga: Bobby Curhat Sumut Juara Narkoba, Gibran Sarankan Anak Bandel Dikirim ke Pesantren
Menurut dia, hal itu menjadi tantangan tersendiri untuk mencapai Indonesia Emas 2045.
Sebab, dia ingin Sumut menjadi penyumbang emas dalam hal tersebut.
Gibran pun merespons masalah narkoba yang dikeluhkan Bobby.
Ia menyampaikan Pemprov Sumut dapat menggandeng PUI untuk memberantas narkoba dan sempat menyebut program Gubernur Jabar Dedi Mulyadi yang mengirim anak bermasalah ke barak militer.
"Mungkin ada gubernur yang, Gubernur Jawa Barat, yang mengirim anak-anak bandel ke barak. Ini bisa dikirim ke pondok-pondok pesantrennya PUI mungkin," ucap Gibran.
Gibran pun menerangkan bahwa Sumut adalah provinsi di luar Jawa yang penduduknya paling banyak.
Oleh karena itu, Sumut memiliki peran strategis untuk mendorong kemajuan bangsa.
Baca juga: Gibran Sebut Banyak Kepala Negara Keluhkan Pangan, Indonesia Justru Surplus
"Terakhir saya ke sini itu tahun 2024 November. Banyak sekali pembangunan di sini. Ada 235 km jalan tol yang telah beroperasi, 40 km masih tahap konstruksi, dan 335 km dalam tahap perencanaan," ungkap Gibran.
Selain itu, ada pula pembangunan Underpass Gatot Subroto untuk mengurai kemacetan dan meningkatkan akses lalu lintas dari Medan menuju Binjai.
"Lalu, ada 28 km jalan dan jembatan yang menghubungkan Nias Utara dan Nias Barat serta Bendungan Lau Simeme, kapasitas 20 juta meter kubik untuk pengairan dan sudah selesai dibangun. Harapannya semua ini dapat memberi manfaat bagi masyarakat," tuturnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang