MEDAN, KOMPAS.com - Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution, bakal menerapkan kebijakan sekolah selama lima hari dalam seminggu kepada siswa SMA dan SMK mulai tahun ajaran baru 2025-2026.
Alasan kebijakan ini dikeluarkan adalah supaya para siswa lebih memiliki banyak waktu bersama orangtua.
Dengan cara ini, diharapkan mampu menekan angka kenakalan remaja.
Langkah ini mendapatkan tanggapan beragam dari orangtua siswa.
Salah satunya Ferdinand (51), warga Kecamatan Medan Tuntungan, Kota Medan.
Dia mengatakan anaknya kini duduk di kelas 2 SMA di salah satu sekolah di Kota Medan.
Ferdinand kemudian mempertanyakan urgensi kebijakan ini.
Baca juga: Bobby Nasution Bakal Terapkan Sekolah 5 Hari di Sumut, Sabtu Libur tapi Pulang Lebih Lama
"Anak sekolah ini bukan PNS (pegawai negeri sipil). Jadi, nanti kalau dua hari libur (Sabtu-Minggu), apa kegiatannya?" ujar Ferdinand kepada Kompas.com, Rabu (4/6/2025).
Dia lalu memperdebatkan tujuan Pemprov Sumut yang mengeluarkan kebijakan ini agar para siswa lebih banyak berkumpul dengan keluarga.
Ferdinand mengaku bahwa setiap harinya, dirinya berkumpul dengan anak-anaknya.
Dia berharap Pemprov Sumut mengkaji kebijakan ini dari berbagai aspek sebelum diterapkan pada tahun ajaran baru.
"Jadi, selama ini, rupanya enggak kumpul sama keluarga anak-anak itu? Kebijakan itu harus perlu kajian mendalam, artinya melibatkan pengamat pendidikan baru secara psikologi bagaimana," ujarnya.
Baca juga: 100 Hari Kerja Gubernur Sumut Bobby, Apa yang Sudah Dilakukannya?
Ferdinand justru khawatir, bila diberikan libur 2 hari setiap Minggu, para siswa akan keluyuran dan melakukan kegiatan yang negatif.
"Tahulah kenakalan remaja ini, main-main pula 2 hari ini dia nanti, sementara kenakalan remaja di Sumut masih tinggi, artinya potensi tawuran di kalangan remaja masih ada, siapa yang jamin itu," ungkapnya.
Dia kemudian menyarankan agar di hari Sabtu, para siswa tetap datang ke sekolah, tetapi tidak belajar formal.