Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aksi Sadis 2 Rampok di Asahan, Ikat Kaki dan Tangan Korban, Lalu Membekapnya hingga Tewas

Kompas.com, 29 Juni 2025, 17:10 WIB
Rahmat Utomo,
Bilal Ramadhan

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Polisi akhirnya berhasil mengungkap kematian Darman (58), pria yang tewas dirampok di rumahnya di Desa Rawang Lama, Kecamatan Rawang Panca Arga, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara, Jumat (30/5/2025).

Pelakunya yaitu Andika Dustari (30) dan Sapriadi (26) ditangkap setelah buron hampir 3 pekan.

Kapolres Asahan, AKBP Afdhal Junaidi mengatakan kasus ini terungkap berawal saat tetangga korban bernama Ngadikin hendak mengajak korban bekerja di kebunnya pada, Jumat (30/5/2025) pukul 07.30 WIB.

Ngadikin lalu mendatangi rumah, Darman namun saat Darman dipanggil ia tidak menyahut, Ngadikin berinisiatif masuk ke rumah tersebut dari pintu belakang.

Baca juga: Perampokan Toko Emas di Lumajang, Polisi Sebut Toko Alami Kerugian Rp 80 Juta

Di sana Ngadikin menemukan Darman sudah dalam keadaan tewas dengan posisi kaki, tangan terikat, serta mulut dibekap baju.

Polisi kemudian melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) serta memeriksa saksi-saksi.

Lalu mereka mendapat petunjuk, pelaku perampokan mengarah kepada kedua pelaku.

Kemudian pada Sabtu (7/6/2025) penyidik menangkap Andika di loket Bus di Desa Simpang Empat, Kecamatan Simpang Empat, Asahan.

"Saat di introgasi pelaku mengakui kalau ia turut melakukan pembunuhan terhadap korban bersama teman nya, Supriadi," ujar Afdhal, Minggu, (29/6/2025).

Baca juga: Detik-detik Pelaku Perampokan Toko Emas di Lumajang Kabur Sambil Acungkan Celurit ke Warga

Selanjutnya, polisi mengembangkan kasus ini berhasil menangkap, Sapriadi yang melarikan diri ke Desa Kijang Jaya Kecamatan Tapung Hilir, Kabupaten Kampar, Riau pada Senin (23/6/2025).

Kata Afdhal dari pengakuan keduanya, awalnya mereka beraksi dengan masuk pintu belakang rumah korban.

Kemudian saat melihat korban, Sapriadi langsung membekap mulut korban menggunakan kain.

Sementara itu Andika, langsung mengikat kedua kaki korban menggunakan celana traning. Lalu tangan kedua korban juga diikat dengan menggunakan potongan karet ban.

"Saat kejadian) pelaku Sapriadi juga tetap mendekap mulut korban dengan baju kemeja warna biru lalu menimpa badan korban sampai dengan korban tidak berdaya (dan akhirnya tewas)," ujar Afdhal.

Baca juga: Pelaku Perampokan Toko Emas di Lumajang Sempat Tertangkap dan Dipukuli Warga, Lepas Gara-gara Keluarkan Sajam

Selanjutnya usai menjalankan aksinya mereka mengambil uang korban berjumlah Rp 6 juta.

"Kemudian pelaku membagi dua hasil kejahatan, kepada polisi (keduanya) membagi uang hasil kejahatan digunakan untuk kebutuhan rumah,membeli vape liquid, membeli narkoba dan sisa nya untuk kabur dari kejaran polisi,'' ungkap Afdhal.

Kini keduanya ditahan untuk proses hukum lebih lanjut, dia disangkakan Pasal 340 juncto Pasal 338 dan atau Pasal 365 ayat 3 juncto Pasal 365 ayat 2 ke 1e dan 2e dari KUHPidana.

"Atas pembunuhan berencana dan pencurian dengan kekerasan yang menyebabkan korban meninggal dunia," ujarnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
THM De Tonga Medan Digerebek, 4 Butir Inex dan 82 Miras Ilegal Disita serta 7 Orang Ditangkap
THM De Tonga Medan Digerebek, 4 Butir Inex dan 82 Miras Ilegal Disita serta 7 Orang Ditangkap
Medan
Menjarah dan Merusak Warung Warga Usai Tawuran, Pemuda di Medan Ditembak
Menjarah dan Merusak Warung Warga Usai Tawuran, Pemuda di Medan Ditembak
Medan
 Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Medan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Medan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
Medan
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Medan
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
Medan
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Medan
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Medan
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Medan
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Medan
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau