MEDAN, KOMPAS.com - Sebuah video menunjukkan kemunculan air belerang di tepian Danau Toba, viral di media sosial Instagram @medankinian, dan mengundang beragam komentar dari warganet.
Salah seorang warga, Pardede Sinaga, mengatakan tempat itu namanya Sampean yang berada di Desa Sigaol Simbolon, Kecamatan Palipi, Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara.
"Ada tiga titik air panas di desa itu, dua di antaranya berdekatan dengan jalan, satu lagi lebih dekat ke Danau Toba," kata Pardede kepada Kompas.com saat dihubungi melalui telepon seluler, Kamis (24/7/2025).
Menurut pengakuan Pardede, sejak duduk di bangku sekolah menengah atas (SMA) pada 2018 di Kecamatan Palipi, Samosir, dia sudah tahu air belerang tersebut ada di situ.
Baca juga: Air Danau Toba Keruh Sudah 2 Minggu, Begini Tanggapan Kadis Pariwisata
"Iya, itu memang belerang. Sudah lama ada di situ, sebelum lahir pun aku sudah ada itu," ujar mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU) itu.
Sementara peneliti gunung api dari Museum Geologi Bandung, Indyo Pratomo, berpendapat bahwa air belerang di Desa Simbolon itu sisa kegiatan atau jejak adanya kebocoran panas bumi.
"Makanya keluar air panas di situ, belerang, jadi ada gas yang bocor di situ," ujar Indyo kepada Kompas.com saat dihubungi melalui telepon seluler.
Dia melanjutkan penjelasannya, jadi kalau di Desa Simbolon itu tetap sumbernya dari dalam magma, tapi jauh sekali di dalam.
Menurut Indyo, air panas di Pusuk Buhit, kira-kira 50.000 tahun yang lalu, sisanya itu Air Rengat di Kecamatan Pangururan, Samosir.
Baru yang di Simbolon muncul 30.000 tahun yang lalu, mulai tampak ke permukaan danau.
"Jadi, bukan barang barulah itu yang di Simbolon, Palipi," ucap geolog senior tersebut.
Sampai sejauh ini, kata dia, prinsipnya adalah keseimbangan.
"Bila terjadi seperti itu, kan artinya seimbang. Kalau tidak muncul malah bahaya karena ada penimbunan, akumulasi yang besar lebih berbahaya," tuturnya.
Indyo memuji sikap masyarakat yang tidak panik dengan adanya belerang tersebut.
"Sangat bagus jika masyarakat tidak panik. Kami kan tujuannya mitigasi bencana. Mitigasi itu mengurangi risiko. Janganlah buat panik orang, kalau panik itu sudah bagian dari bencana," tutur Indyo.
Dia kembali menegaskan, kemunculan air panas di kawasan gunung api adalah sesuatu yang lumrah.
Danau Toba merupakan gunung api purba, di sana masih ada sumber panas yang jauh di kedalaman bumi.
"Tapi yang perlu ditanya di sana adalah ada sesuatu yang berubah enggak, kalau ada, keseimbangannya berarti terganggu," tutur Indyo.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang