Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Tengah Demo Medan, Driver Ojol Reza Cari Orderan demi Biaya Kuliah

Kompas.com, 1 September 2025, 18:07 WIB
Goklas Wisely ,
Reni Susanti

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Aksi unjuk rasa di Lapangan Merdeka, Kota Medan, berlangsung pada Senin (1/9/2025). Kali ini pengunjuk rasa datang dari Aliansi Kemarahan Buruh dan Rakyat (AKBAR) Sumatera Utara.

Di tengah hiruk pikuknya unjuk rasa, terdapat Reza Pratama, seorang driver ojek online berusia 22 tahun. Ia menonton jalannya aksi sambil menunggu orderan di Jalan Raden Saleh.

Reza merupakan mahasiswa Ilmu Hukum di salah satu kampus swasta di Medan. Untuk membantu orangtuanya membiaya kuliahnya, Reza bekerja sebagai driver ojek online. Hingga kini, sudah 4 tahun ia menjadi driver ojol. 

"Ini gencar lah cari uang biar ada biaya untuk tamat. Makanya dari tadi saya lihat aksi tadi sambil cari orderan," ujarnya saat diwawancarai Kompas.com saat terjebak hujan lebat.

Baca juga: Massa di Medan Bakar Ban Suarakan Reformasi DPR di Tengah Guyuran Hujan

Jumlah Orderan Turun Drastis

Reza mengungkapkan, jumlah orderan menurun drastis imbas demonstrasi.

"Tadi dari jam dua siang udah stand by di sekitaran sini. Kalau orderan biasanya bisa dapat enam orang, sekarang paling dua orderan," tambahnya.

Menurut Reza, penurunan ini disebabkan oleh ketakutan warga untuk keluar akibat aksi demonstrasi yang berujung ricuh di sejumlah daerah, termasuk Medan.

"Ya orang yang order jadi pada takut mau keluar. Selain itu, beberapa gerai usaha tutup juga, kayak di Carefour dan Pos Blok," jelasnya.

Baca juga: Unjuk Rasa di Medan Diwarnai Kekerasan, Ketua DPRD Sumut Minta Maaf

Reza berharap, aparat kepolisian dapat mengamankan situasi tanpa kekerasan untuk mencegah amarah massa semakin besar.

"Untuk anggota DPR juga, ayo lah jawab apa yang menjadi tuntutan masyarakat dengan rendah hati. Anggota dewan seharusnya bisa memakai kata atau tindakan yang tidak provokatif," ungkapnya.

Ia menilai beberapa pernyataan anggota DPR yang dianggap merendahkan rakyat sangat tidak etis. Ia sendiri mendukung aksi demonstrasi tersebut.

"Saya sangat mendukung kawan-kawan yang aksi dan semoga tidak ada korban lagi," tambahnya.

Sebelumnya, massa aksi mulai berkumpul sekitar pukul 15.25 WIB dengan membawa spanduk dan poster yang berisi tuntutan mereka, seperti "Reformasi DPR. Negara gagal menjamin kesejahteraan dan kesehatan rakyat."

Untuk menjaga keamanan, massa aksi menggunakan tali untuk melingkari barisan guna menghindari provokator.

Di tengah hujan rintik, mereka bergerak mengelilingi Lapangan Merdeka sambil mengumandangkan lagu-lagu nasional.

Setibanya di lampu merah Jalan Raden Saleh, massa aksi membakar ban sebagai bentuk protes.

Pantauan Kompas.com menunjukkan kehadiran sejumlah personel kepolisian dan TNI yang memantau pergerakan massa aksi di lokasi.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
 Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Medan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Medan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
Medan
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Medan
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
Medan
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Medan
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Medan
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Medan
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Medan
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Medan
Bobby Perpanjang Status Tanggap Darurat Banjir dan Longsor di Sumut sampai 24 Desember
Bobby Perpanjang Status Tanggap Darurat Banjir dan Longsor di Sumut sampai 24 Desember
Medan
Kementerian Kehutanan Ungkap Asal-Usul Pohon yang Terbawa Banjir di Batangtoru, Tapanuli Selatan
Kementerian Kehutanan Ungkap Asal-Usul Pohon yang Terbawa Banjir di Batangtoru, Tapanuli Selatan
Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau