MEDAN, KOMPAS.com – Kereta api pengangkut minyak sawit mentah (CPO) dilempar batu oleh orang tak dikenal di perlintasan kilometer 02+000 antara Stasiun Kisaran dan Stasiun Hengelo, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara, Selasa (7/10/2025). Akibatnya, asisten masinis Rizky Ananda mengalami luka di bagian wajah.
Manager Humas KAI Divre I Sumatera Utara, M As’ad Habibuddin mengatakan, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 08.09 WIB. Saat kereta melintas, tiba-tiba seseorang melempar batu ke arah kabin masinis hingga kaca depan pecah.
“Rizky Ananda mengalami luka pada bagian wajah. Kami segera membawa Rizky Ananda ke klinik terdekat untuk mendapatkan perawatan intensif,” ujar As’ad dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com.
Baca juga: Kaca Kereta Bandara Yogyakarta Pecah Dilempari Batu, KAI Perketat Patroli Jalur Patukan-Rewulu
Menurutnya, petugas KAI sempat mencari pelaku di sekitar lokasi, namun mereka sudah melarikan diri. Pihak KAI kemudian melaporkan kejadian ini ke kepolisian.
“Langkah hukum akan kami tempuh terhadap siapa pun yang terbukti melakukan aksi pelemparan. Ini bukan pelanggaran biasa, tetapi perbuatan berbahaya yang melanggar hukum dan mengancam keselamatan banyak orang,” tegas As’ad.
Ia menambahkan, pelaku dapat dijerat pasal pidana berat. Berdasarkan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Pasal 194 ayat (1), siapa pun yang dengan sengaja membahayakan lalu lintas umum di jalur kereta api dapat diancam hukuman penjara hingga 15 tahun.
“Bahkan pada ayat 2, jika aksi tersebut mengakibatkan korban jiwa, pelaku dapat dihukum penjara seumur hidup atau pidana penjara paling lama 20 tahun,” kata As’ad.
KAI juga akan meningkatkan pengamanan di jalur-jalur rawan vandalisme dengan memperkuat sinergi bersama TNI/Polri, melakukan patroli rutin, serta memasang CCTV di sejumlah titik strategis.
“Kami mengimbau seluruh masyarakat untuk turut menjaga keselamatan dan kenyamanan perjalanan kereta api. Dukungan dan kesadaran kolektif sangat dibutuhkan untuk menciptakan lingkungan yang aman, tertib, dan bebas dari aksi pelemparan,” tutup As’ad.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang