MEDAN, KOMPAS.com - Sebanyak 84 siswa SMP Negeri 1 Laguboti, Kabupaten Toba, Sumatera Utara, diduga mengalami keracunan setelah menyantap makanan bergizi gratis (MBG) dari dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Pardomuan Nauli Laguboti, Rabu (15/10/2025).
Para siswa mengalami gejala mual, muntah, pusing, nyeri ulu hati, hingga sesak napas.
Kepala Dinas Kesehatan Toba, Freddi Seventry, mengatakan awalnya hanya 34 siswa yang dibawa ke rumah sakit menggunakan ambulans. Namun, tim kesehatan kemudian menjemput siswa lain yang sempat pulang ke rumah.
“Tim kesehatan dengan ambulans melakukan penjemputan ke rumah siswa yang sempat pulang,” ujar Freddi saat dihubungi Kompas.com melalui telepon seluler, Kamis (16/10/2025) malam.
Baca juga: 34 Siswa SMPN 1 Laguboti Toba Diduga Keracunan MBG, Mual hingga Nyeri Ulu Hati
Setelah penjemputan dilakukan, total terdapat 84 siswa yang diduga terdampak keracunan MBG. Mereka dirawat di RSUD Porsea dan RS HKBP Balige.
“(Yang masih dirawat) di RSUD Porsea siswa 28 orang, RS HKBP Balige 19 orang. Sebagian siswa yang sudah stabil dipulangkan dan yang belum stabil masih diobservasi,” kata Freddi.
Menindaklanjuti kejadian ini, Badan Gizi Nasional (BGN) menutup sementara kegiatan operasional dapur SPPG Pardomuan Nauli.
Freddi menjelaskan, pihaknya bersama BGN tengah menyelidiki penyebab pasti keracunan tersebut. Sampel makanan telah diambil untuk diuji di laboratorium.
“Dari laporan tim yang mengambil sampel ditemukan makanan diduga buah semangka agak berlendir,” ujarnya.
Meski demikian, Freddi belum bisa memastikan apakah semangka menjadi penyebab keracunan karena masih ada menu lain yang juga harus diuji, seperti ikan mujair asam manis, tempe, dan sayur pakcoy.
“Saat ini sampel makanan sudah diambil oleh tenaga analis didampingi tim dari Loka BPOM Toba,” kata Freddi.
Sebelumnya, peristiwa bermula saat para siswa menyantap menu MBG berupa ikan mujair asam manis, tempe, sayur pakcoy, dan semangka. Tak lama setelah makan, puluhan siswa mengeluhkan gejala keracunan dan dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang