MEDAN, KOMPAS.com - Betty Trifena Ritonga sudah berkomunikasi dengan bapaknya, Irwanner Muda Ritonga (Pendeta Siregar), setelah selamat dari bencana banjir dan longsor di Lingkungan Empat, Kelurahan Hutanabolon, Kecamatan Tukka, Kabupaten Tapanuli Tengah, Selasa (25/11/2025).
Betty mendapat informasi itu setelah dihubungi abangnya menggunakan ponsel relawan di posko pengungsian pada Sabtu, 29 November 2025.
"Jam 13.12 WIB pakai HP (relawan) di posko bencana. Abang VC 2 (video call) menit-an, ngasih tahu semua selamat, kecuali mama yang belum ditemukan," kata Betty saat dihubungi Kompas.com, Selasa (2/12/2025).
Baca juga: Banjir dan Longsor Tapteng Sumut, Betty Belum Bisa Hubungi Keluarga sejak Selasa Pagi
Dia mengatakan abangnya, David, bersama keluarga akan meninggalkan Sibolga saat tim Search and Rescue (SAR) tidak lagi mencari mamanya.
"Sementara bapak dan abang Betty bernama Marthin dengan keluarga tetap bertahan di Sibolga karena ada jemaat yang tidak bisa ditinggalkan," ucap Betty.
Dalam percakapan Betty dengan abangnya, disebutkan bahwa kondisi mereka aman dan selamat, tetapi sulit mendapatkan air, gas, listrik, bahan bakar minyak, makanan, dan sinyal.
Betty, yang saat ini tinggal di Jakarta bersama adiknya, mengatakan pencarian ibunya sudah memasuki hari kedelapan.
Informasi yang ia peroleh, proses pencarian efektif 10 hari.
Baca juga: Komunikasi Terputus, Betty Berharap Bapak dan Mamak Ada di Pengungsian Banjir Sumut
"Mungkin setelah itu tidak dicari lagi. Kami pun sudah berserah saja sama Tuhan. Mohon tetap mendoakan kami agar tetap kuat menghadapi semua ini," ucap Betty.
Sebelumnya diberitakan, Betty belum bisa menghubungi kedua orangtuanya sejak banjir dan longsor melanda wilayah tersebut.
“Sampai hari ini belum ada kabar bapak, mama. Semogalah kita dapat kabar baik,” kata Betty kepada Kompas.com saat dihubungi melalui telepon seluler pada Jumat (28/11/2025) malam.
Betty mengatakan bahwa ia melihat sejumlah warga desanya berjalan kaki menuju pengungsian di Gedung Olahraga Pandan.
"Berharap ada bapak, mama, atau abang-abang di sana," ujar Betty.
Ia mendapatkan informasi adanya layanan komunikasi bergantian setiap dua menit menggunakan jaringan terbatas di desa tersebut.
"Jadi, saya cuma bisa menunggu ditelepon," tutur Betty.
Ulurkan tanganmu membantu korban banjir di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Di situasi seperti ini, sekecil apa pun bentuk dukungan dapat menjadi harapan baru bagi para korban. Salurkan donasi kamu sekarang dengan klik di sini