MEDAN, KOMPAS.com - Sejumlah warga terdampak banjir bandang di Kecamatan Bandar, Kabupaten Bener Meriah, Aceh, dievakuasi menggunakan pesawat Hercules menuju Kota Medan.
SH, seorang warga Desa Pondok Baru, mengatakan, ada sekitar 100 orang yang dievakuasi hari ini. Mereka dievakuasi karena kesulitan mendapatkan logistik.
"Kalau kondisi sebenarnya aman. Cuma logistik dia, minyak dan beras agak susah," kata SH yang membawa dua putrinya di Lanud Soewondo Medan pada Selasa (2/12/2025).
Ia menuturkan, hal itu terjadi karena seluruh akses menuju tempat tinggalnya terputus. Misalnya saja jalur kendaraan Bireuen–Takengon.
Baca juga: Korban Meninggal Banjir Aceh Utara Jadi 112 Orang, Pengungsi Tembus 115 Ribu
"Jadi logistik hanya bisa masuk lewat Hercules ini lah," ungkap SH.
SH menyebutkan, mereka sudah mengalami kesulitan logistik sejak Sabtu (29/11/2025). Pada Minggu, ia mendengar kabar penjarahan mulai terjadi.
"Ya kayak permukiman di gunung. Itu kan harus turun untuk cari bantuan. Kalau enggak ada berasnya, itulah dia jadi susah," ucap SH.
TNI Angkatan Udara mendistribusikan 20 bundle bantuan logistik ke wilayah yang terdampak bencana banjir dan tanah longsor di Kabupaten Aceh Tamiang menggunakan payung Low Cost Low Altitude (LCLA), Selasa (2/12/2025).Di sisi lain, Komandan Wing Udara 5 Lanud Soewondo, Letkol Pnb Galuh Yudi, menyampaikan bahwa pengiriman bantuan logistik ke Aceh masih dilakukan menggunakan helikopter dan pesawat Hercules dari Lanud Soewondo Medan.
"Hari ini kita dapat informasi dari komando atas. Kita diperintahkan untuk dropping bahan makanan sejumlah 20 bandel makanan," kata Galuh saat diwawancarai.
"Kemudian itu diperintahkan, kita drop di daerah Aceh, Kuala Simpang, tepatnya di Lapangan Bima," tambahnya.
Ia menuturkan, kegiatan itu berjalan aman dan tepat sasaran karena sesuai koordinat yang diberikan. Namun, pihaknya tetap menemui banyak tantangan.
"Jadi kita perlu koordinasi maupun komunikasi dengan pesawat lain. Kalau tidak sangat berbahaya sekali," ucapnya.
"Sehingga kita siapkan satu frekuensi radio yang bisa komunikasi antarpesawat. Itu kita broadcast sebutkan posisi kita di mana," sambungnya.
Galuh menyebutkan, banyak daerah masih terisolir karena jalur darat terputus sehingga jalur udara menjadi satu-satunya akses.
"Tadi saya gunakan Hercules untuk drop makanan tersebut. Kurang lebih 2,5 ron yang kita terjunkan," tutupnya.
Ulurkan tanganmu membantu korban banjir di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Di situasi seperti ini, sekecil apa pun bentuk dukungan dapat menjadi harapan baru bagi para korban. Salurkan donasi kamu sekarang dengan klik di sini