Penulis
TAPANULI SELATAN, KOMPAS.com - Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI memperkuat dukungan logistik dengan membuat dapur umum di Tapanuli Selatan (Tapsel).
Hal ini dilakukan dilakukan sebagai upaya agar ribuan penyintas bencana banjir dan tanah longsor Tapanuli Selatan mendapat pasokan makanan yang layak.
Koordinator BAZNAS Tanggap Bencana (BTB) Wilayah Tapsel Sukamto mengatakan ribuan makanan siap santap dibagikan untuk pengungsi.
Baca juga: Upaya Pemulihan Tapanuli Tengah dan Sibolga, Akses Jalan jadi Prioritas
Di tengah kesibukan mengawasi produksi di Dapur Umum BAZNAS RI di Tapsel, Sumut, Kamis (4/12/2025), Sukamto memaparkan upaya logistik terus diperluas cakupannya.
“Fokus kami adalah memastikan tidak ada penyintas yang kelaparan. Setelah assessment, kami segera mendirikan dapur umum di titik-titik dengan konsentrasi pengungsi tinggi dan di daerah yang sulit dijangkau,” ujarnya.
Berdasarkan laporan operasional sejak Rabu (3/12/2025), jaringan dapur umum BAZNAS telah berkembang pesat.
Baca juga: Warga Tapanuli Tengah Jalan Kaki 30 Km demi Makan, Bayi Kehabisan Susu dan Popok
Titik utama berada di Desa Tandihat, di kompleks PTPN 5 Simarpinggan, Kecamatan Angkola Selatan.
Dapur ini secara konsisten memproduksi 1.950 bungkus makanan per hari untuk mendukung 630 jiwa pengungsi, dilengkapi dengan dapur air di dua titik.
Tidak berhenti di situ, tim yang terdiri dari Sukamto, Septo P, personil BTB Provinsi Sumut, Baznas Kabupaten dan Kota Tapsel, serta 12 relawan masak, terus memperluas jangkauan.
Baca juga: Dua Pekan Tanpa Listrik dan Sinyal, Warga Tapanuli Tengah Bertahan di Tengah Longsor
Dapur umum baru berhasil didirikan di Desa Tolang Julu, memproduksi 600 bungkus makanan per hari.
"Selain itu, dukungan logistik juga diberikan kepada dapur umum komunitas, seperti di Masjid Nurul, Jl. Murai Aekmanis, Kelurahan Sibolga Selatan, dengan menyuplai beras, lauk, dan bumbu untuk produksi 300 porsi per hari selama tiga hari," ujarnya.
Hal yang patut dicatat adalah peningkatan kapasitas di beberapa titik.
Dapur umum di Masjid An-Nursina, Kelurahan Sarudik, Tapanuli Tengah, yang awalnya memproduksi 600 bungkus, kini ditingkatkan menjadi 1.000 bungkus per hari (2x produksi) untuk menjangkau 568 jiwa.
Begitu pula dengan dapur umum di Jalan Kamboja, Kelurahan Simare Mare, Kecamatan Sibolga Utara, yang langsung beroperasi dengan produksi 1.000 bungkus per hari untuk 450 jiwa.
“Ini adalah kerja kolektif. Personil pusat, daerah, dan relawan lokal bersinergi," jelasnya.