Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak PMK di Sumut, Penjualan Sapi untuk Kurban Diprediksi Turun 30 Persen

Kompas.com, 31 Mei 2022, 08:02 WIB
Dewantoro,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) di Indonesia berdampak pada penjualan hewan kurban, termasuk di Sumatera Utara (Sumut).

Penjualan sapi diperkirakan menurun hingga 30 persen, sementara harga kambing atau domba diprediksi akan naik.

Penjual hewan kurban bernama Achmad Nesar mengatakan, penjualan sapi untuk kurban tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.

Tahun ini pihaknya hanya menjual sapi yang sudah ada di kandang pemeliharaan dan tidak membeli sapi dari luar untuk dijual kembali seperti tahun-tahun sebelumnya.

"Kita nggak ada beli barang (sapi) dari luar karena takut dengan masalah virus (PMK) yang sedang berkembang saat ini. Menjaga dengan sangat lah stok sapi atau kambing untuk kurban kita agar tidak terkontaminasi virus," katanya ditemui di lokasi 786 NS Farm, di Jalan Medan, Deli Tua pada Senin (30/5/2022) siang.

Baca juga: Cerita Peternak Merugi akibat PMK, Ada yang Keguguran hingga Terpaksa Dipotong

Nesar memprediksi, jumlah penjualan sapi untuk kurban akan mengalami penurunan 30 persen.

Dia mengatakan, orang yang mencari sapi hewan untuk kurban masih tetap banyak. Ada beberapa panitia kurban dari masjid yang sudah menghubunginya bertanya tentang hewan kurban.

Namun, persediaan hewan kurban yang ada di kandang tidak dapat memenuhi permintaan itu.

Seorang pekerja membersihkan kandang di peternakan sapi di Jalan Medan - Deli Tua pada Senin (30/5/2022). Saat ini peternak hanya menjual stok yang ada di kandang, tidak mendatangkan dari Pematangsiantar Berastagi atau Aceh untuk menghindari masuknya PMK.KOMPAS.COM/DEWANTORO Seorang pekerja membersihkan kandang di peternakan sapi di Jalan Medan - Deli Tua pada Senin (30/5/2022). Saat ini peternak hanya menjual stok yang ada di kandang, tidak mendatangkan dari Pematangsiantar Berastagi atau Aceh untuk menghindari masuknya PMK.

Biasanya, di saat Idul Adha, dia mendatangkan sapi dari Berastagi, Pematangsiantar, hingga Aceh. Namun untuk mencegah sapinya tertular virus PMK, dia tidak mendatangkan hewan dari wilayah lain.

"Kita tak bisa menyediakan sesuai permintaan. Karena kita tak berani jor-joran. Untuk saya sendiri, sangat menjaga. Tapi mungkin teman-teman ada yang berani, itu masing-masing. Kami mengantisipasi virus yang ada di pasar masuk ke kami," katanya yang mengatakan penjualan sapi untuk kurban tahun lalu paling sedikit 40 ekor.

"Yang kami pelajari, tanya sana-sini, diskusi ke dokter hewan termasuk saudara di wilayah yang dulu pernah terkontaminasi, mereka mengatakan virus ini tidak mematikan. Tapi kalau penanganannya tidak baik, sapinya mati karena tak makan habis itu kuku kaki copot," sambungnya.

Sapi yang ada di kandangnya antara lain sapi Aceh, simental, limosin, dan brahman. Dia memastikan semua sapi miliknya sehat.

Jenis sapi yang paling banyak dicari untuk kurban, kata Nesar, adalah jenis sapi Aceh dan brahman karena umurnya cukup di hari H.

"Kalau sapi limosin simental ini kalau sampai umur 2 tahunan, itu bobotnya udah besar. Karena dia kelas berat," katanya.

Pemilik Arjuna Farm memberi pakan ternak domba Merino. Di tempat ini seperti biasa menjual hewan untuk qurban. Saat ini tidak ada di kandang untuk mencegah penularan PMK.KOMPAS.COM/DEWANTORO Pemilik Arjuna Farm memberi pakan ternak domba Merino. Di tempat ini seperti biasa menjual hewan untuk qurban. Saat ini tidak ada di kandang untuk mencegah penularan PMK.

Kambing dan domba untuk kurban

Sementara itu, di Arjuna Farm yang berada di Desa Mekar Sari, Kecamatan Deli Tua, Deli Serdang, Yudhistira mengatakan, menghadapi Idul Adha tahun ini memang sedikit berbeda karena adanya PMK.

Halaman:


Terkini Lainnya
THM De Tonga Medan Digerebek, 4 Butir Inex dan 82 Miras Ilegal Disita serta 7 Orang Ditangkap
THM De Tonga Medan Digerebek, 4 Butir Inex dan 82 Miras Ilegal Disita serta 7 Orang Ditangkap
Medan
Menjarah dan Merusak Warung Warga Usai Tawuran, Pemuda di Medan Ditembak
Menjarah dan Merusak Warung Warga Usai Tawuran, Pemuda di Medan Ditembak
Medan
 Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Medan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Medan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
Medan
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Medan
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
Medan
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Medan
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Medan
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Medan
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Medan
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau