MEDAN, KOMPAS.com- Mahira Dinabila (19) mahasiswa jurusan Sosiologi Universitas Sumatera Utara (USU) meninggalkan surat wasiat saat ditemukan tewas secara misterius di rumahnya di Komplek Rivera, Kota Medan, Rabu (3/5/2023).
Namun, menurut keluarga Mahira, surat itu palsu.
Oky Andriansyah, paman yang juga kuasa hukum keluarga kandung Mahira mengatakan, surat itu ditujukan ke ayah angkat Mahira berinisial M.
Baca juga: Tangis Ayah Kandung Mahira, Mahasiswi USU yang Tewas Misterius: Kematiannya Tak Wajar
Oky lalu menunjukkan surat wasiat itu kepada Kompas.com, kemudian membandingkannya tulisan Mahira saat mengikuti ujian kuliah pada 5 April 2023.
Sekilas dari bentuk tulisan, terlihat ada perbedaan dari ke dua surat. Di surat wasiat, Mahira menulis kalimat dengan huruf miring seluruhnya, sedangkan pada kertas ujiannya hurufnya terlihat tegak.
Kecurigaan lainnya menurut Oky, soal panggilan Mahira terhadap M.
Menurut Oky, Mahira selalu menyebut M dengan sebutan papa, bukan bapak seperti yang tertuliskan di surat wasiat.
"Masak orang meninggal ditulis tanggal, dia curhat terus ada (istilah) bapakku disurat, dia manggil papa sama bapak angkatnya itu, terus tidak pernah katakan aku, coba teman-teman lihat keabsahan surat itu," ujar Oky, Jumat (19/5/2023).
Baca juga: Kronologi Penemuan Mayat Mahasiswi USU di Dapur Rumah, Berawal dari Bau Busuk
Berikut isi surat yang ditemukan setelah Mahira meninggal:
23 April 2023
Siang ini aku baru mengetahui, ternyata bapakku pulang kampung dengan istrinya, yang sebelumnya aku hanya tahu bahwa pergi ke Padang Sidempuan untuk mengantar tamu katanya, hanya 2 hari saja katanya dan meninggalkan uang 100 ribu kepadaku. Dua hari berlalu aku menunggu kedatangannya.
Bodohnya sampai di tanggal 22 April aku tetap menunggunya untuk berlebaran. Aku menghabiskan 2 hari lebaran hanya di rumah, sarapan makan siang makan malam dengan mie kuah karena uangku sudah habis. Aku tidak tahu bapakku di mana sampai saat ini.
Sampai hari ini banyak dugaan yang muncul dibenakku, betapa terkejutnya aku, mengetahui ternyata (bapakku) berlebaran dengan istrinya di Padang. aku hari ini sangat membencinya, sebelumnya juga namun hilang kemudian. hari ini perasaan benciku teramat dalam, aku muak dengan drama perceraian aku jijik dari dulu hingga sekarang kepada istrinya.
Tampaknya aku tidak dibutuhkan lagi oleh siapapun. semoga bapakku selalu bahagia dengan pilihannya. aku adalah sesorang paling bodoh dunia karena selalu percaya omongannya.
Mama aku nyusul ya.....