MEDAN, KOMPAS.com - Siswa sekolah Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Medan, Sumatera Utara, berunjuk rasa di halaman sekolahnya di Jalan Willem, Medan, Jumat (7/2/2025).
Dalam aksinya, mereka kecewa dengan pihak sekolah yang terlambat menginput nilai di Portal Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS).
Akibatnya, para siswa tidak bisa mengikuti Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP).
Baca juga: 322 Siswa MAN 2 Medan Tak Bisa Ikut SNBP, Sekolah Akui Lalai Input Data
Para siswa datang ke sekolah sekitar pukul 08.00 WIB dan membentangkan spanduk dengan berbagai kecaman.
Di antaranya, "Cukup Saingan Surga Aja yang Banyak UTBK Jangan, dan spanduk bertuliskan "Eligible Telat Emang Yakin Lulus".
Baca juga: SMKN 10 Medan Ungkap Siswa Gagal Ikut SNBP karena E-Rapor Tak Terbaca PDSS
Salah seorang siswa, Syakira, mengaku kecewa dengan tindakan sekolahnya yang lalai menginput data PDSS.
Kata dia, sekolah sempat berjanji mengupayakan agar data mereka bisa terinput. Namun, hingga sekarang, hal tersebut tidak terealisasi.
"Sudah ada tiga kebohongan yang terjadi, yang diberikan kepada kami. Jadi di sini kami sekarang meminta kejelasan yang sejelas-jelasnya dan meminta pertanggungjawaban dari pihak sekolah," kata Syakira saat diwawancarai wartawan.
Syakira mengatakan bahwa jelas persoalan ini akibat dari kelalaian sekolah.
Padahal, sekolah sempat menyampaikan bahwa proses penginputan tinggal finalisasi di portal PDSS. Namun, ternyata hanya nilai semester 1 dan 2 yang masuk data PDSS.
"Pertama kali pihak sekolah bilang bahwasannya tinggal klik finalisasi. Kedua kali pihak sekolah bilang kelas akselerasi sudah semester 1-5 diinput nilainya. Sementara kami yang kelas reguler hanya diinput semester 1-2. Tapi baru kami ketahui lagi semalam bahwasannya kelas akselerasi ternyata baru nilai semester 1-3 dan kami yang kelas reguler belum ada sama sekali," ujarnya.
Dengan keterlambatan itu, ada 332 siswa eligible di MAN 2 Medan yang tidak bisa mengikuti SNBP. Tentu ini sangat menyakitkan bagi mereka.
Menurut Syakira, dengan mengikuti jalur SNBP, bila lulus akan meringankan biaya uang kuliah tunggal (UKT) mereka.
"Kalau misalnya kami ikut SNBP, tentunya uang pangkal kami gratis dan uang UKT kami lebih murah. Karena di sini kita sama-sama ketahui bahwasannya tidak semua orang, tidak semua siswa-siswi di sini memiliki uang yang cukup," ujarnya.
Syakira meminta sekolah untuk memberikan kompensasi dari kegagalan mereka mengikuti SNBP.