MEDAN, KOMPAS.com - Peristiwa memilukan menimpa gadis 14 tahun berinisial KN, di Kota Medan. Dia disekap di dalam kosan dan diperkosa sejumlah pemuda.
SC selaku paman korban menceritakan, masalah yang menimpa KN terjadi pada Sabtu (25/2/2025) malam. Kala itu, KN permisi untuk menemui pacarnya, K.
KN pun datang ke kosan K yang tak terlalu jauh dari kediaman pamannya. Di dalam kamar, keduanya berhubungan badan. Adapun, korban nekat melakukan hal itu karena dijanjikan akan dinikahi.
Setelah itu, P pergi dari kamar dengan alasan hendak membeli rokok. Tak berapa lama, korban terkejut karena teman P tiba-tiba masuk ke dalam kamar.
"Korban dipaksa bersetubuh. Lalu, ada dua pria lagi yang datang dan melakukan hal serupa. Korban tak bisa teriak karena mulutnya dibungkam pakai tangan," kata SC saat diwawancarai di kediamannya pada Jumat (7/2/2025).
"Terus pintu kamar juga mereka tutup. Kemudian pulang lah korban ke rumah nangis-nangis. Pelan-pelan kami tanyakan lah apa yang terjadi," sambungnya.
Mendapati hal itu, SC akhirnya melaporkan peristiwa itu ke Polrestabes Medan. Dia berharap agar polisi dapat segera memproses laporan tersebut. Karena para pelaku masih berkeliaran.
"Ya maunya si K dan tiga kawannya itu segera ditangkap. Karena korban sampai saat ini jadi takut keluar rumah karena mereka berkeliaran di sini," sebut SC.
Baca juga: Polisi Kerahkan Kendaraan Antipeluru Saat Gerebek Pusat Judi dan Narkoba di Bengkulu
SC menerangkan, bahwa sehari-hari korban membantunya untuk berjualan es kelapa. Korban yang putus sekolah ini pun telah ditinggal pergi kedua orangtuanya. Ibunya telah meninggal sedangkan ayahnya pergi entah ke mana.
SC mengaku khawatir dengan kondisi korban. Sebab, korban kerap kali merasa sakit di pinggang, perut, dan saat kencing usai kejadian tersebut.
Di lain pihak, Kepala Polrestabes Medan Kombes Gidion Arif Setyawan mengatakan sedang mengecek laporan korban.
"Ini sedang dicek ya," ujar Gidion kepada Kompas.com melalui saluran telepon.
Baca juga: Catat, Daftar Agenda Akhir Pekan yang Berpotensi Bikin Kemacetan di Bandung
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang