MEDAN, KOMPAS.com – Pertamina menanggapi aksi pencurian bahan bakar pesawat (avtur) oleh sindikat yang berhasil diungkap TNI Angkatan Laut Lantamal 1 Belawan di Pantai Dewi Indah, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Selasa (11/2/2025).
Para pelaku diduga menyabotase pasokan dengan mengebor pipa bawah laut yang digunakan kapal tanker untuk menyalurkan avtur ke Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Bandara Kualanamu.
Area Manager Comm, Rel & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut, Susanto August Satria, mengungkapkan bahwa para pelaku mengebor satu titik pipa dan mengalirkan avtur ke sebuah gudang berisi tangki di Pantai Dewi Indah.
Baca juga: Mengapa Pertamina Tak Sadar Avtur Kualanamu Dicuri Bertahun-tahun tiap Bongkar Muat?
"(Lokasinya) di bibir sempadan pantai, antara air dan darat," ujar August di Kantor Pertamina, Jalan Putri Hijau, Kota Medan, Kamis (13/2/2025).
Menurut August, kedalaman pipa yang dibor berkisar antara 1 hingga 3 meter, bergantung pada pasang surut air laut. Ia menyatakan bahwa Pertamina memiliki jalur pipa sepanjang 5 km yang menyalurkan avtur ke DPPU Kualanamu, tetapi pihaknya menyerahkan sepenuhnya kepada kepolisian untuk menyelidiki alasan para pelaku memilih titik tersebut.
Sindikat pencuri avtur ini diduga telah beraksi sejak 2022 dengan rata-rata membawa 30.000 liter avtur setiap kali beroperasi, setara dengan nilai Rp 400 juta.
Saat ditanya apakah Pertamina tidak menyadari kehilangan avtur, August menjelaskan bahwa jumlah tersebut masih dalam ambang toleransi penguapan bahan bakar.
"Sebanyak 30.000 liter memang ini di sistem kami batas toleransi atau penguapan (avtur)," katanya.
Baca juga: Canggihnya Pencuri Diam-diam Sedot Avtur di Pipa Bawah Laut Kualanmu Selama 2 Tahun
Namun, ia mengaku heran bagaimana pelaku mengetahui batas penguapan avtur yang dikirim ke Bandara Kualanamu. August menyatakan masih menunggu hasil penyelidikan untuk mengetahui modus pencurian secara lebih rinci.
"Kami harus tahu dulu hasil penyelidikannya, seperti apa dia mengambilnya, kenapa dia terpikir untuk itu," ujarnya.
August menegaskan bahwa Pertamina selalu melakukan patroli saat proses bongkar muat avtur. Ia berharap polisi bisa mengungkap cara pelaku mengelabui pengawasan.
"Kami melakukan pengawasan. Lagi-lagi, kami harus menunggu hasil pemeriksaan tersangka, bagaimana modusnya, dia melakukan pencurian dengan mengelabui tim patroli," ungkapnya.
Ia menduga salah satu pelaku memanfaatkan posisinya sebagai pengelola Pantai Dewi Indah untuk menyamarkan aktivitas ilegal tersebut.
Kasus ini terbongkar ketika kapal tanker Pertamina, MT Sinar Agra, tiba di perairan Pantai Dewi Indah pada Senin (10/2/2025) pukul 10.00 WIB untuk mentransfer avtur ke DPPU Kualanamu. Saat proses transfer berlangsung, sindikat pencuri membuka keran di gudang untuk mengalirkan avtur ke tangki plastik yang telah disiapkan.
Tim Fleet One Quick Response (FIQR) TNI AL Lantamal 1 Belawan kemudian menggerebek gudang tersebut dan menangkap tiga pelaku: Andur Rafar (47), pengelola Pantai Dewi Indah, serta dua rekannya, Irwansyah (31) dan Hairi (43). Satu tersangka lainnya, Jack (50), masih dalam pengejaran.
Baca juga: Sindikat Pencuri Avtur Beraksi sejak 2022, ke Mana Dijualnya? Ini Reaksi Pertamina
"Para pelaku melakukan tapping pipa di bibir Pantai Dewi Indah dengan cara melubangi pipa saat kosong menggunakan bor. Lubang tersebut kemudian disambungkan ke pipa besi dan selang menuju gudang penampungan," ujar Komandan Lantamal 1, Brigjen TNI Marinir Jasiman Purba, melalui Kadispen Letkol Laut Nelson Sagala dalam keterangan tertulisnya.
Dari lokasi kejadian, petugas mengamankan 30 kiloliter avtur yang tersimpan dalam 29 tangki berkapasitas masing-masing 1 kiloliter, serta dua drum berisi sekitar 220 liter avtur.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang