MEDAN, KOMPAS.com - Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution, menanggapi pemberian "kartu kuning" oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) terhadap Geopark Toba.
UNESCO dijadwalkan untuk melakukan penilaian ulang pada Juni 2025 guna menentukan kelayakan Geopark Toba dalam mempertahankan statusnya sebagai bagian dari UNESCO Global Geopark (UGGp).
Bobby menyatakan optimisme bahwa Geopark Danau Toba akan tetap menjadi bagian dari UGGp.
"Optimis, mudah-mudahan ya (tetap menjadi UGGp)," ujar Bobby saat diwawancarai wartawan di Kantor Gubernur Sumut, Senin (26/5/2025).
Baca juga: Nasib Geopark Toba Diputuskan Bulan Depan, Begini Jurus Pemprov Sumut Hadapi UNESCO
Ia mengakui bahwa status Geopark Toba sempat turun dari hijau ke kuning.
Namun, Bobby menegaskan bahwa langkah-langkah telah diambil untuk mengembalikan status tersebut.
"Memang dari tahun lalu ke tahun sekarang kita turun dari hijau ke kuning. Tapi kita sudah ada langkah-langkah, kita sudah komunikasi dengan beberapa yang memberikan CSR, itu sudah ada juga," jelasnya.
Meskipun demikian, mantan Walikota Medan ini enggan merinci langkah-langkah yang diambil.
"Yang penting langkahnya bukan hanya geopark, tapi semua geosite, semuanya kabupaten kota sudah kita sampaikan," tambahnya.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata Sumatera Utara, Dikky Anugerah, mengungkapkan bahwa pihaknya telah menyiapkan strategi agar Danau Toba dapat kembali mendapatkan 'green card'," jelas Dikky pada Jumat (23/5/2025).
Dikky menambahkan bahwa edukasi kepada masyarakat juga dilakukan untuk meningkatkan kesadaran dalam menjaga budaya dan kelestarian alam Danau Toba.
"Kita juga akan menghadirkan terobosan baru melalui kegiatan hybrid untuk menggagas Danau Toba kaldera geopark agar semakin banyak wisatawan yang datang ke sini," ungkapnya.
Untuk mendukung kemudahan akses, Pemprov Sumut berupaya membuka rute langsung dari bandara luar negeri ke kawasan Danau Toba.
"Sehingga wisatawan yang datang untuk melihat Danau Toba, tidak perlu lagi transit di Bandara Kualanamu. Ini juga sebagai proses kami untuk penilaian Danau Toba kaldera Geopark," ujarnya.
Dikky berharap upaya yang sedang dilakukan dapat mengembalikan status Danau Toba sebagai "green card" dari UNESCO.