MEDAN, KOMPAS.com - Personel Satres Narkoba Tanjung Balai, Sumatera Utara, Brigadir IR, mengambil uang pengedar narkoba inisial AA sebesar Rp 6,4 juta di anjungan tunai mandiri (ATM).
Dia pun kini telah ditetapkan menjadi tersangka pencurian dan penggelapan.
Lalu, bagaimana cara Brigadir IR mengetahui PIN ATM korban?
Kasi Humas Polres Tanjung Balai, Iptu M. Ruslan, mengatakan, kasus bermula saat AA ditangkap oleh Satres Narkoba Tanjung Balai pada Kamis (8/5/2025) dan langsung dijebloskan ke penjara.
Baca juga: Oknum Polisi di Tanjung Balai Ambil Uang Pengedar Narkoba Rp 6,4 Juta dari ATM, Begini Kronologinya
Selanjutnya, dua hari berselang, AA menjalani proses pemeriksaan yang dilakukan oleh IR.
Pada saat itulah, IR mengiming-imingi akan membantu proses hukum kasus AA, asal dia memberi uang yang berada di ATM.
Lalu, AA menyerahkan ATM miliknya beserta PIN-nya yang ditulis di secarik kertas kepada IR.
"(Jadi) diminta IR, pelapor menuliskan PIN-nya di kertas," ujar Ruslan saat dihubungi Kompas.com melalui telepon seluler, Sabtu (4/10/2025).
Setelah itu, IR mengambil uang AA di ATM sebesar Rp 6,4 juta, sementara bantuan yang dijanjikan IR tak kunjung terlaksana.
Kemudian, AA membuat laporan ke Satreskrim Polres Tanjung Balai.
Berdasarkan penyidikan, penyidik kemudian menetapkannya menjadi tersangka pencurian dan penggelapan.
Baca juga: Jadi Tersangka Curi Uang Pengedar Narkoba Rp 6,4 Juta di Tanjung Balai, Brigadir IR Menghilang
"IR, personel Polres Tanjung Balai, dilaporkan kasus penggelapan dan atau pencurian dan sudah ditetapkan menjadi tersangka," ujar Ruslan.
Atas perbuatannya, dia dikenakan tindak pidana penggelapan dalam jabatan dan atau pencurian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 374 subs Pasal 372 lebih subs Pasal 362 dari KUHPidana.
Ruslan belum mendetailkan kapan IR ditetapkan menjadi tersangka, tetapi pasca-penetapan status hukum tersebut, IR langsung menghilang.
"Sudah berapa hari ini yang bersangkutan mangkir tanpa keterangan dan sudah dilakukan pencarian, sampai ke rumahnya, tetapi tidak ditemukan," ujar Ruslan.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang