MEDAN, KOMPAS.com - Personel Satres Narkoba Tanjung Balai, Sumatera Utara, Brigadir IR, ditetapkan menjadi tersangka pencurian uang Rp 6,4 juta di kartu anjungan tunai mandiri (ATM) milik pengedar narkoba inisial AA.
Namun, pasca-penetapan tersangka, IR menghilang.
Kasi Humas Polres Tanjung Balai, Iptu M Ruslan, belum mendetailkan penetapan tersangka.
Hingga kini, keberadaan IR belum diketahui.
Baca juga: Oknum Polisi di Tanjung Balai Ambil Uang Pengedar Narkoba Rp 6,4 Juta dari ATM, Begini Kronologinya
"Sudah berapa hari ini yang bersangkutan mangkir tanpa keterangan dan sudah dilakukan pencarian, sampai ke rumahnya, tetapi tidak ditemukan," ujar Ruslan saat dihubungi Kompas.com melalui keterangan tertulisnya, Kamis (2/10/2025).
Sebelumnya, M Ruslan mengatakan peristiwa bermula saat pengedar narkoba inisial AA ditangkap Satres Narkoba Tanjung Balai, Kamis (8/5/2025) pukul 22.00.
Selanjutnya, IR memeriksa AA. Pada saat itulah, IR mengambil ATM AA dan meminta lalu mengambil uangnya.
"Setelah dihadapkan kepada terlapor Brigadir IR, selanjutnya terlapor mengamankan ATM pelapor dan menarik uang dari ATM pelapor sebanyak 3 kali, dengan nilai total Rp 6.400.000," ujar Ruslan menjawab pertanyaan Kompas.com melalui telepon seluler, Kamis (2/10/2025).
Baca juga: Dijanjikan Rp 200 Juta oleh Warga Malaysia, 3 Pria di Tanjung Balai Nekat Jadi Kurir 20 Kg Sabu
Ruslan belum mendetailkan bagaimana IR mengetahui PIN ATM AA.
Namun, usai AA menyadari uangnya hilang di ATM, dia kemudian membuat laporan ke Satreskrim Polres Tanjung Balai, dan berdasarkan penyelidikan, IR lah yang mengambil uang milik AA.
Setelah melewati berbagai rangkaian penyelidikan, akhirnya polisi menetapkan IR menjadi tersangka.
"IR personel Polres Tanjung Balai dilaporkan kasus penggelapan dan atau pencurian dan sudah ditetapkan menjadi tersangka," ujar Ruslan.
Atas perbuatannya, IR dikenakan tindak pidana penggelapan dalam jabatan dan pencurian sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 374 subs Pasal 372 lebih subs Pasal 362 dari KUHPidana.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang