MEDAN, KOMPAS.com - Nyawa puluhan warga yang terjebak di hutan di Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, akhirnya selamat berkat keberanian Arman Zebua.
Pria berusia 25 tahun ini mulanya terjebak di hutan saat banjir bandang dan longsor melanda Kampung Baru, Kelurahan Huta Nabolon, Kecamatan Tukka, pada Selasa (25/11/2025) siang.
Dia bersama enam keluarga serta 43 warga lainnya berupaya bertahan hidup.
Pada hari pertama terisolasi, dia bersama para korban membangun tempat berlindung dengan seng dan kayu seadanya.
Di tengah guyuran hujan yang cukup lebat, mereka melawan dinginnya hujan tanpa stok makanan sama sekali.
Besok harinya, Arman sudah mulai cemas melihat kondisi ibunya sangat lemas.
Baca juga: 50 Warga Terjebak di Hutan Saat Banjir Bandang Tapteng: Pak Bupati Tolong Kami…
"Dia merasakan sakit kali bagaimana kondisi keluarga di situ. Mama lemas sekali, belum makan dan minum seharian semalaman," kata Rosmawati, kakak Arman, kepada Kompas.com melalui saluran telepon pada Selasa (2/12/2025).
Kondisi warga lainnya juga serupa.
Mereka menunggu tim penyelamatan, tetapi tak kunjung tiba.
Merasa di ujung tanduk, Arman berupaya mencari-cari bahan untuk dapat dikonsumsi.
"Nah, adik pergilah ke bagian bawah hutan cari apa yang bisa dimakan. Dapatlah nangka muda. Dipanggang biar bisa dimakan," ucap Rosmawati.
"Untuk minumnya, ya mungkin air hujan ditampungin. Kayak gitulah mereka bertahan hidup hari itu," sambungnya.
Baca juga: Pesan Terakhir 50 Warga Tapteng Sebelum Terjebak Banjir Bandang dan Hilang Kontak di Hutan
Pada hari Kamis, kondisi para korban mulai sangat memprihatinkan. Terlebih, hujan tak kunjung berhenti.
Arman semakin cemas bencana tak kunjung berhenti. Ia takut tak akan ada nyawa yang terselamatkan.
Dari situ mencekam itu, Arman mengambil keputusan yang sangat berat.