Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ricuh Petani dan TNI di Deli Serdang, Ini Penjelasan Kodam Bukit Barisan

Kompas.com - 05/01/2022, 22:51 WIB
Abba Gabrillin

Editor

DELI SERDANG, KOMPAS.com - Sebuah video yang viral di media sosial memperlihatkan kericuhan yang diduga melibatkan petani dan anggota TNI di kawasan persawahan di Deli Serdang, Sumatera Utara, pada Selasa (4/1/2022).

Komando Daerah Militer (Kodam) I/Bukit Barisan memberikan penjelasan terkait video dan dugaan bentrokan tersebut.

Sekretaris Umum Pusat Koperasi Angkatan Darat (Puskopkar) A Kodam Bukit Barisan Letkol Caj Wendrizal mengatakan bahwa pihak TNI awalnya ingin memasang plang pemberitahuan yang menjelaskan lahan tersebut adalah milik Kodam I/BB berdasarkan keputusan Mahkamah Agung (MA).

Baca juga: Terlilit Utang, Pria di Deli Serdang Mencuri di Rumah Tetangga dengan Kekerasan

Wendrizal mengatakan, sekitar pukul 07.15 WIB, ia memimpin personel Puskopar dan Yonzopur I/DD untuk melaksanakan apel.

"Pasukan tiba di lokasi sekitar pukul 09.30 WIB. Pasukan langsung ke titik rencana pemasangan di sebelah timur lahan," kata Wendrizal kepada Tribun Medan, Rabu (5/1/2022).

Namun, pemasangan plang tidak terlaksana, karena penggarap lahan tidak mengizinkan.

Saat itu, massa yang merupakan masyarakat sipil cukup ramai.

Untuk menghindari gesekan dengan masyarakat, pihak TNI akhirnya tidak jadi memasang plang di titik timur.

Baca juga: Bentrok Antarwarga di Deli Serdang, Seorang Remaja Tewas Tertembak Airsoft Gun

Anggota TNI kemudian berangkat ke titik barat, yakni lokasi perbatasan dengan jalan aspal dan tali air.

Di titik tersebut, personel TNI berhasil memasang plang.

Namun, terjadi pengadangan oleh massa terhadap anggota TNI.

"Sekitar 10.30 WIB, massa semakin ramai dan sebagian besar ibu dan orang tua yang memprovokasi pasukan, terpancing untuk melakukan pemukulan atau tindakan kekerasan," ucap Wendrizal.

Kemudian pada pukul 11.30 WIB, saat pasukan mulai istirahat, penggarap lahan membuat pengadangan jalan menggunakan batu dan kayu di depan truck Yon Zipur I/DD.

Pemasangan plang kedua dan ketiga untuk titik selatan dan timur akhirnya tidak jadi dilaksanakan.

Menurut Wendrizal, para personel diperintahkan untuk meninggalkan lokasi.

Namun, ada dua unit truk Yonzipur I/DD yang berada di titik timur tidak bisa meninggalkan lokasi.

Sebab, jalan telah diblokir penggarap dengan kayu, batu, dan massa yang berkerumun.

Para masyarakat meminta agar plang yang telah dipasang segera dicabut.

Dalam situasi itu, Wendrizal menawarkan beberapa opsi kepada penggarap :

Pertama, penggarap mencabut sendiri plang kepemilikan yang telah didirikan oleh Puskopkar A Bukit Barisan.

Namun, penggarap menolak hal tersebut.

Kedua, Puskopkar akan mencabut plang kepemilikan HGU, dengan syarat penggarap juga mencabut plang yang telah didirikan oleh penggarap.

Namun, tetap tidak terjadi kesepakatan.

Menurut Wendrizal, penggarap mulai anarkis dengan melempari personel TNI dengan lumpur.

Pihak TNI kemudian mengejar para penggarap yang dianggap menjadi provokator massa.

Massa kemudian berhamburan dan personel TNI meninggalkan lokasi.

Wendrizal memastikan tidak ada korban yang terluka dalam peristiwa itu.

"Tidak ada korban, baik dari pihak masyarakat penggarap maupun personel dan pasukan yang bertugas," kata dia.

Artikel ini telah tayang di Tribun Medan dengan judul: Penjelasan Kodam Terkait Kericuhan Anggota TNI dengan Petani di Deli Serdang Sumut

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pabrik Miras Ilegal di Medan Digerebek, 3 Orang Ditangkap

Pabrik Miras Ilegal di Medan Digerebek, 3 Orang Ditangkap

Medan
Diduga Korupsi Biaya Pembangunan Puskesmas, Pejabat Dinkes Labusel Ditahan

Diduga Korupsi Biaya Pembangunan Puskesmas, Pejabat Dinkes Labusel Ditahan

Medan
5 Nama yang Mulai Ramaikan Bursa Bakal Calon Gubernur Sumut

5 Nama yang Mulai Ramaikan Bursa Bakal Calon Gubernur Sumut

Medan
Wanita Lansia Tewas Diserang Harimau di Madina

Wanita Lansia Tewas Diserang Harimau di Madina

Medan
Video Viral Wanita Tepergok Curi Kentang di Tapanuli Utara Ditawarkan Hukuman Telanjang atau ke Polisi

Video Viral Wanita Tepergok Curi Kentang di Tapanuli Utara Ditawarkan Hukuman Telanjang atau ke Polisi

Medan
Prakiraan Cuaca Medan Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Medan Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Medan
Edy Rahmayadi Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada Sumut di Demokrat

Edy Rahmayadi Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada Sumut di Demokrat

Medan
Temuan Wanita Tewas Dibunuh Kekasihnya Sedot Perhatian Warga Medan

Temuan Wanita Tewas Dibunuh Kekasihnya Sedot Perhatian Warga Medan

Medan
Prakiraan Cuaca Medan Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Medan Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Medan
Sekuriti Stasiun KA Bandara Medan Kembalikan Uang Rp 24 Juta Milik Penumpang yang Tertinggal

Sekuriti Stasiun KA Bandara Medan Kembalikan Uang Rp 24 Juta Milik Penumpang yang Tertinggal

Medan
Korupsi Dana Desa, Mantan Pangulu di Simalungun Diringkus Polisi

Korupsi Dana Desa, Mantan Pangulu di Simalungun Diringkus Polisi

Medan
Diungkap, Alasan Golkar Pakai Penjaringan Terbuka di Pilkada Sumut

Diungkap, Alasan Golkar Pakai Penjaringan Terbuka di Pilkada Sumut

Medan
Giliran Edy Rahmayadi Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada Sumut di PKB

Giliran Edy Rahmayadi Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada Sumut di PKB

Medan
Edy Rahmayadi Kembali Maju Pilkada Sumut, Bobby: Yang Dibutuhkan Gagasannya

Edy Rahmayadi Kembali Maju Pilkada Sumut, Bobby: Yang Dibutuhkan Gagasannya

Medan
Prakiraan Cuaca Medan Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Medan Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com