Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tari Sekapur Sirih: Asal, Makna, Gerakan, dan Cerita

Kompas.com - 29/01/2022, 14:31 WIB
Dini Daniswari

Penulis

Gerakan awal menggambarkan cara penyambutan tamu dilakukan masyarakat dengan memvisualisasikan gadis-gadis Jambi berdandan untuk menjaga kecantikan. Agar saat berhadapan dengan tamu, mereka terlihat cantik, rapi, dan indah.

Gerakan inti, pada gerakan inti merupakan penggambaran gerakan menerima tamu dengan lemah lembut dan sopan santun.

Gerakan akhir melambangkan kebahagiaan dalam menerima tamu yang datang ke Provinsi Jambi dengan suguhan kapur dan sirih. Dimana, kapur sirih diletakkan dalam cerano (wadah) yang berisikan lembaran daun sirih, cerahan pinang, gambir, kapur sirih, dan tembakau.

 

2. Sejarah Tari Kapur Sirih

Tari Kapur Sirih diciptakan oleh Firdaus Chatap. Ia adalah seorang seniman yang terkenal pada masa itu. Pada 1962, tarian mulai dikenalkan pada msyarakat luas. Karena gerakan tarian masih dasar, beberapa seniman itu mengembangkan. Dengan iringan musik dan lagu tarian semakin populer di masyarakat.

Baca juga: Alat Musik Daerah Jambi

3. Makna Tarian Sekapur Sirih

Tari ini dimaknai sebagai sikap terbuka masyarakat Jambi dalam menyambut tamu. Selain itu melalui tarian, sebagai ungkapan rasa bahagia dan syukur dalam setiap penyambutan tamu.

4. Kostum Tari Sekapur Sirih

Kostum yang biasa digunakan berupa baju kurung dan kain songket khas Jambi. Di bagian kepala penari biasanya ditambahkan sanggul lipat pandan, sunting beringin, dan kembang goyang.

Sedangkan, aksesoris penari berupa teratai, pending, gelang, dan selendang.

Sumber: jambi.kemenag.go.id, tribunnewswiki.com dan jurnal.univpgri-palembang.ac.id, bobo.grid.id, dan tribunnews.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com