Ada beberapa hal mengenai budaya Tionghoa yang selalu diingatnya.
Pertama, Imlek identik dengan angpau yang berkaitan dengan budaya gotong royong dan saling peduli.
Kedua, Sandi selalu ingat kata-kata mentornya yang merupakan warga Tionghoa.
Biasanya, mentornya itu selalu menanyakan dengan bahasa Mandarin, apakah orang yang ditemui itu sudah makan.
Hal ketiga yang selalu diingat Sandi soal Imlek adalah doa dan harapan untuk kesehatan dan keberkahan.
Sandi pun berharap Festival Budaya Tionghoa ini memberi dampak positif, melestarikan budaya dan tradisi khas, serta menjadi sarana pemersatu dalam kebhinekaan.
Kemudian, menjadi ajang promosi pariwisata Sumatera Utara.
"Tadi saya minta pamit sama Bapak Presiden, malam ini tidak ikut kegiatan Beliau. Bapak Presiden menitipkan salam untuk bapak dan ibu semua di sini. Beliau berharap, masyarakat Tionghoa semangat membangkitkan ekonomi, mulai membuka peluang usaha dan lapangan kerja," ujar Sandiaga.
Baca juga: Cerita Warga Tionghoa yang Kurang Mampu, Senyum Bahagia di Malam Imlek
Sandi optimistis bahwa kebangkitan Indonesia pasca pandemi bisa segera terjadi.
"Sumut ini sangat kaya dengan peluang-peluang cuan. Saya yakin, kalau kita sama-sama, bergandengan tangan, mudah-mudahan ekonomi kita bangkit. Kita jaga Indonesia, lestarikan budaya, tingkatkan pariwisata dan ekonomi kreatif," ucap dia.