MEDAN, KOMPAS.com - Angka penyebaran Covid-19 varian Omicron di Sumatera Utara (Sumut) terus melonjak.
Dinas Kesehatan Sumut mencatat, ada penambahan 22 kasus baru varian Omicron pada pekan ini, sehingga total kasus Omciron di Sumut mencapai 28 kasus.
Sebelumnya, kasus Covid-19 varian Omicron di Sumut yang terdeteksi sebanyak 6 kasus.
Kepala Dinas Kesehatan Sumut, Ismail Lubis mengungkapkan, penambahan kasus baru itu diperoleh setelah pihaknya mengirim lebih dari 600 sampel pemeriksaan S Gene Target Failure (SGTF) dari kasus probable Omicron ke Balitbang Kemenkes RI.
Baca juga: 6 Kasus Omicron Terdeteksi di Sumut
"Sekarang ada 22 (kasus Omicron) hasil yang kita kirim ke Balitbangkes. Terbanyak dari Medan, ada juga Deli Serdang dan Toba. Kalau untuk probable ada sekitar 600 lebih," kata Ismail di kantornya, Kamis (10/2/2022).
Lebih lanjut Ismail menjelaskan, bila dilihat dari tracing yang telah dilakukan, temuan kasus-kasus Omicron ini ternyata sudah terjadi transmisi lokal.
Untuk itu, dia meminta kepada masyarakat apabila memiliki keluhan terutama batuk, agar tidak perlu malu memeriksakan diri.
Baca juga: 94 Anak di Sumut Terpapar Covid-19 Dalam Sepekan, Gubernur Edy Instruksikan Pembelajaran Hybrid
Namun begitu, Ismail memastikan, walau Omicron ini menyebar secara cepat, ketersediaan bed occupancy rate (BOR) di Sumut masih sangat rendah.
Umumnya, orang yang terinfeksi Omicron gejalanya ringan atau tidak bergejala sama sekali.
"Yang masuk RS itu hanya yang gejala sedang, berat dan kritis," jelasnya.
Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi Sumut, saat ini sedang mempersiapkan Asrama Haji sebagai lokasi untuk isolasi terpadu (isoter) dalam mencegah penyebaran varian Covid-19 ini.
Selain itu, isoter juga bisa dilakukan di Rumah Sakit (RS) Haji maupun RS GL Tobing.
"Di Asrama Haji kita juga tengah merekrut 80 relawan untuk menjadi tenaga kesehatan. Bed yang disediakan, kurang lebih ada 100," terangnya.
Selain itu, ke depan, sambungnya, Kemenkes juga akan memberikan bantuan alat pemeriksaan whole genome sequencing (WGS) pada Maret nanti untuk memudahkan mendeteksi Omicron.
Bila ini dapat terealisasi, ke depan Sumut tidak perlu lagi mengirimkan SGTF ke Balitbang Kemenkes, sehingga penegakan diagnosis omicron bisa lebih cepat didapatkan.
"Untuk itu kita meminta kepada masyarakat Sumut agar terus waspada karena ancaman Omicron ada di sekeliling kita. Bila yang belum vaksin atau vaksin booster lakukanlah, begitu juga dengan disiplin penerapan protokol kesehatan," pungkasnya.