Sementara itu, SA mengaku dia membuat laporan ke polisi agar tidak ada lagi yang menjadi korban serta berharap ditindaklanjuti polisi.
SA mengaku dirinya ikut Binomo sejak 2020 dan berhenti pada Februari 2022.
"Awalnya ikut konten dari YouTube konten FSP dan lainnya, yang afiliator itu. Mereka membilang, untuk dapatkan cuan Rp 300-500 ribu gampang banget," kata SA.
Dia pun mencari tahu dan menemukan link kelas trading milik FSP dan ada pilihan Binomo serta satu aplikasi lainnya.
Setelah mengikuti kelas itu, dia mengaku mengalami kerugian hingga Rp 300 juta.
"Untuk belajar khusus tidak. Tapi saya ikut untuk trading bareng dengan afiliator tersebut dan gara-gara main Binomo saya kehilangan nyawa seorang anak saya," katanya.
SA kemudian menunjukkan buku berukuran besar bertuliskan AKADEMI TRADING dengan gambar seorang pria berkacamata dengan jas berwarna merah maroon.
Di bagian bawah buku itu, tertulis nama FSP. Buku itu dibelinya saat mulai ikut kelas trading dan bermain Binomo.
Buku itu, ujar SA, menjelaskan cara melihat dan menentukan kapan open posisi. Selain itu, buku itu juga mengajarkan ilmu trading.
"Tapi yang ada di sini dan yang kita lakukan, itu sama sekali tidak (sesuai). Karena begitu mau live trading bareng, dia konfirmasi dengan orang Binomo. Makanya selama sama mereka kami tak pernah loss dengan posisi live bareng. Tapi setelah tidak live bareng, kami loss," kata SA.
Dia mengaku pernah menang hingga Rp 100 juta. Namun kemenangan itu menurutnya sebagai penarik semata.
Jika diakumulasi, dia telah kalah banyak. Adapun apabila mengalami kemenangan besar, hal itu terjadi secara pelan-pelan.
SA pun memberi contoh, ketika hari ini profit Rp 15 juta, besoknya ia kalah Rp 30 juta. Awalnya dikasih menang kemudian kalah, sehingga membuat penasaran.
"Awal saya top-up mulai dari Rp 500 ribu sampai Rp 1 juta. Paling besar Rp 40 juta. (apakah buku itu berguna) ini tidak berguna karena yang namanya selagi masih main trading, pasti masih akan rugi. Kalau mau menang, ya jadi afiliator atau mentor. Selain mentor dan afiliator, pasti akan habis terkuras," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.