Dua bangkai gajah itu juga sudah dikubur di tempat kejadian dengan menggali kuburan sedalam 2 meter yang dibantu masyarakat setempat. Juga dilakukan pengambilan sampel berupa isi lambung dan bagian lambung untuk dilakukan uji toksik ke laboratorium.
Mengenai dugaan penyebab kematian, Tim Seksi Konservasi Wilayah II Stabat bersama dengan lembaga mitra YOSL-OIC juga telah melakukan identifikasi untuk memastikan kejadian.
Baca juga: Peneliti Ungkap Nenek Moyang Gajah, Ada yang Bertubuh Kecil
“Terhadap sisa bangkai tidak dapat lagi dilakukan uji sampel sehingga berdasarkan pengamatan forensik dari sisa kerangka, diduga penyebab kematian adalah akibat serangan gajah jantan dewasa,” ungkapnya.
Berdasarkan informasi yang dikumpulkan dari masyarakat sekitar dan dari petugas Resort Aras Napal l242, di sekitar lokasi sering terlihat gajah jantan soliter yang cukup besar. Ciri khas gajah ini, ekor terpotong sehingga dinamai dengan gajah si buntung.
“Ada juga yang menamainya dengan gajah Sukro. Diduga gajah inilah yang dominan di sekitar lokasi dan sering menyerang serta memaksa gajah betina untuk kawin,” ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.