Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kalimat Terakhir Bocah SD Sebelum Tewas Ditusuk Paman di Ruang Kelas: Tolong Aku Bu...

Kompas.com, 11 Agustus 2022, 14:40 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - SRB, bocah 10 tahun tewas dibunuh pamannya sendiri dengan pisau saat kegiatan belajar dan mengajar di sekolah.

Peristiwa tersebut terjadi pada Selasa (9/8/2022) pagi.

Saat kejadian, SRB sedang mengikuti kegiatan belajar dan mengajar di Yayasan Baiti Jannati di Jalan Murai, Desa Sei Semayang, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang.

Sebelum penusukan terjadi, SB dan teman-temannya mengikuti apel pagi dan masuk kelas.

Baca juga: Detik-detik Paman Bunuh Siswa SD Saat Belajar di Kelas, Sering Dapat Ancaman akan Dibunuh

Di dalam kelas, para murid mengawalinya dengan membaca surat-surat pendek Al Quran.

Sekitar pukul 07.30 WIB, pelaku datang ke sekolah dan langsung masuk ke kelas korban. Setelah membuka pintu kelas, pelaku menghampiri tempat duduk korban sambil berteriak, "Mati kau".

Setelah menikam pisau ke tubuh kecil SRB, pelaku langsung melarikan diri.

Oleh pihak sekolah, korban sempat dilarikan ke klinik untuk mendapat perawatan. Namun takdir berkata lain, korban meninggal dunia karena luka tusuk.

Baca juga: Detik-detik Bocah SD Dibunuh Pamannya di Ruang Kelas, Pelaku Dobrak Pintu lalu Tikam Korban

"Tolong aku bu..."

Kabid SD Dinas Pendidikan Deli Serdang, Samsuar Sinaga menjelaskan, pelaku datang ke sekolah dengan sepeda motor.

Pelaku kemudian masuk ke TKP lewat pintu belakang yang saat itu sedang ada pembangunan musala.

Aksi pelaku membuat histeris seisi ruangan kelas. Bahkan menurut Samsuar, guru kelas sempat pingsan.

"Guru saat itu pingsan karena anak ini sempat bilang tolong aku bu," kata Samsuar, dikutip dari Tribun-Medan.com.

Baca juga: Kronologi Siswa SD Dibunuh Pamannya di Deli Serdang, Korban Ditikam di Kelas, Murid dan Guru Teriak Histeris

Atas kejadian ini, pihak Dinas Pendidikan Deli Serdang memberikan perhatian serius.

Samsuar meminta teman-teman korban diliburkan sementara. Ruang kelas juga dipasangi garis polisi supaya tidak dipakai beberapa waktu.

Samsuar juga meminta sekolah-sekolah meningkatkan pengamanan lewat surat edaran.

"Sehingga kami mengimbau satuan pendidikan lain, turut memperketat keamanan, dan bisa memakai jasa penjaga sekolah atau satpam," ucapnya.

Baca juga: Pembunuh Siswa SD di Kelas Masih Diburu, Sekolah Tempat Kejadian Diliburkan Sepekan

Diduga karena dendam

Sebelum peristiwa tersebut terjadi, pelaku ternyata pernah menganiya korban. Hal tersebut disampaikan kakak kandung korban, Nadya.

Ia menyebut pelaku pernah menganiaya bahkan mencekik korban di sekolah.

Pihak keluarga korban sudah ingin memindahkan korban ke sekolah lain karena khawatir dengan keselamatan SRB.

Pihak sekolah menyarankan tidak korban tetap belajar di sekolah tersebut. Pihak sekolah beralasan korban sudah berada di kelas 6.

Baca juga: Siswa SD di Deli Serdang Dibunuh Pamannya Saat Belajar di Kelas, Disaksikan Guru dan Murid Lain

"Saya konfirmasi ke ibu guru, 'gimana ini bu, si Sultan dipindahkan ke sekolah lain saja? karena sudah diancam kaya gitu. Takut ada apa-apa ke depannya'. Tapi kata gurunya, 'enggak apa kak, takutnya nanti sekolahnya kaya mana-mana karena sudah kelas 6'. Karena meyakinkan gurunya bilang gitu, ya makanya ya sudahlah lanjut sekolah, kalau gurunya mampu menjaga. Terakhir kejadian juga," katanya.

Nadya menduga, motif kasus ini pelaku memiliki dendam.

"Saya rasa mungkin ada ucapan yang tidak mengenakkan didengar dia. Mungkin pikiran sampai membunuh adik saya," tambahnya.

Sementara itu Kapolsek Sunggal, Kompol Chandra Yudha Pranata sudah mengantongi identitas pelaku dan saat ini tengah melakukan pengejaran.

Baca juga: Buru Bandar Narkoba di Percut Sei Tuan, Deli Serdang, 5 Polisi Babak Belur Dikeroyok Warga, Ini Faktanya

Chandra belum bisa mengungkap motif pelaku karena masih mendalami kasus ini.

"Kita masih melakukan pengejaran terhadap pelaku, doakan cepat tertangkap. Apa motifnya, setelah pelaku ditangkap baru akan ketahuan," kata dia.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Dewantoro | Editor : David Oliver Purba, Teuku Muhammad Valdy Arief), Tribunnews.com

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
 Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Medan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Medan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
Medan
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Medan
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
Medan
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Medan
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Medan
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Medan
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Medan
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Medan
Bobby Perpanjang Status Tanggap Darurat Banjir dan Longsor di Sumut sampai 24 Desember
Bobby Perpanjang Status Tanggap Darurat Banjir dan Longsor di Sumut sampai 24 Desember
Medan
Kementerian Kehutanan Ungkap Asal-Usul Pohon yang Terbawa Banjir di Batangtoru, Tapanuli Selatan
Kementerian Kehutanan Ungkap Asal-Usul Pohon yang Terbawa Banjir di Batangtoru, Tapanuli Selatan
Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau