"Alhamdulillah aman. Kalau besok tidak ada halangan, dua orang yang masih di sini akan pulang sekaligus nanti mobil mereka yang rusak dibawa pakai truk. Besok saya ikut mengawal, mengantar mereka ke Garut," ungkap Abdul.
Selain dengan polisi dan TNI, Dedi pun sempat berkomunikasi dengan salah satu korban bernama Luky.
Luky mengatakan, dia tak menyangka akan menjadi korban amuk massa dan penjarahan yang dilakukan warga setempat.
Luky mengungkapkan, dia dan teman-temannya berjualan jaket dengan cara menawarkannya langsung kepada warga. Akan tetapi, salah satu warga menyebarkan informasi bahwa mereka adalah komplotan penculik.
"Saya awalnya tidak curiga, tapi pas mau masuk desa dicegat dan ditanya mau apa, saya jawab, 'mau jualan jaket, ini barangnya masih ada 300 potong'. Kemudian kami disuruh ke kantor desa, dan ternyata warga semakin banyak," tuturnya.
"Mobil hancur, yang kena pukul, saya dan dua orang teman, kemudian diselamatkan sama polisi dan TNI," lanjutnya.
Usai mendengar penjelasan dari aparat keamanan setempat serta korban, Dedi pun bersyukur kelima warga Garut itu kini dalam kondisi sehat dan akan segera kembali ke kampung halaman.
Dia pun kembali mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu merawat para korban tersebut.
"Alhamdulillah sudah dalam keadaan baik dan nanti ketemu dengan saya. Ini pelajaran penting bagi seluruh warga Indonesia agar jangan mudah termakan hoaks yang mengakibatkan nyawa bisa hilang akibat berita yang belum tentu kebenarannya," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.