Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Video Harimau Sumatera Memangsa Sapi Warga di Tangkahan Sumut

Kompas.com, 29 April 2023, 16:24 WIB
Dewantoro,
Khairina

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Sebuah video beredar di group WhatsApp memperlihatkan seekor harimau menarik bangkai ternak sapi di kebun kelapa sawit.

Petugas gabungan berupaya menghalaunya masuk ke Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL). 

Peristiwa itu terjadi di Resor Tangkahan, Langkat. Lokasinya berdekatan dengan kawasan wisata. Terlihat di camera trap pada tanggal 26 April 2023, si belang muncul dari dalam gelap.

Baca juga: Pemilik Ternak Jadi Tersangka Kematian Harimau Sumatera di Aceh

Bangkai itu berada di bawah kebun kelapa sawit. Harimau itu langsung menarik badan bangkai harimau dari tempat awal. Satwa terancam punah itu lalu memangsa bagian perut bangkai sapi itu. Di bagian leher bangkai sapi itu masih terdapat tali yang melilit. 

Video itu ditunjukkan oleh Kepala Balai Pengelolaan Taman Nasional Wilayah III Stabat, Palber Turnip.

Selain video, juga ada sejumlah foto yang memperlihatkan kondisi bangkai sapi sudah 'habis' di bagian perut ke belakang. 

Dikonfirmasi melalui telepon, Turnip menjelaskan, bangkai sapi itu ditemukan pada tanggal 25 April 2023.

Saat ini tim gabungan dari Balai Besar TNGL dan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Utara (BBKSDA Sumut) fokus menghalau agar harimau itu kembali ke dalam TNGL. 

"Kita juga membantu masyarakat melakukan aktivitas, kita ingin masyarakat mau dibangunkan kandang ternaknya," katanya, Sabtu (29/4/2023) siang. 

Baca juga: Seekor Harimau Sumatera Mati di Aceh, Diduga karena Racun

Dijelaskannya, jika lembu atau sapi itu tetap berkeliaran atau digembalakan di buffer zone (kawasan penyangga) TNGL dapat memicu harimau keluar mencari mangsa ternak warga. 

"Kalau mereka tetap berternak seperti itu (digembalakan) akan datang harimau harimau lain memangsa," katanya. 

Dia mengingatkan kejadian 2021 di Bahorok, 5 ekor ternak sapi warga digembalakan di pinggir hutan (TNGL), mati sekaligus karena diterkam harimau.

"Ini sapinya kondisi terikat, jadi dengan mudah harimau itu memangsanya," katanya.

Menurutnya, metode mengkandangkan menjadi solusi untuk menjauhkannya dari harimau. Hanya saja, pemilik harus mencari rumput untuk pakannya. Saat ini sudah ada belasan kandang anti harimau (Tiger Proof Enclosures) yang dibangun.

Kandang itu di antaranya berada di Batu Jonjong, Timbang Lawan, Timbang Jaya, Bukit Lawang Kebon dan lainnya.

Metode mengkandangkan efektif mengurangi terjadinya konflik satwa harimau memangsa ternak. 

Untuk di Tangkahan, masih proses pembahasan dengan warga yang sudah dikumpulkan.

Sementara itu, Kepala Seksi Konservasi Wilayah II Stabat, Herbert BP Aritonang mengatakan, bangkai sapi itu saat ditemukan sudah 'habis'di bagian perut ke belakang. 

Sebelumnya, sapi itu digembalakan di lokasi dan menjadi mangsa harimau. Bangkainya sudah ditarik harimau. Penghalauan sulit dilakukan karena posisinya di tengah pemukiman dan tempat wisata. 

"Jadi kita sedang observasi dan langkah apa yang mau kita lakukan. Cuman mau diusir takutnya keluarnya ke kampung sebelah ke tempat wisata. Jadi ini masih observasi apa yang mau dilakukan," katanya.

Dia mengimbau masyarakat untuk sementara mengurangi aktivitas saat suasana masih gelap baik di pagi hari ataupun petang. Begitu juga dengan ternaknya agar tidak digembalakan di sekitar lokasi kejadian. 

"Penangkapan itu pilihan terakhir. Kecuali kalau nanti beresiko kepada masyarakat," katanya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
THM De Tonga Medan Digerebek, 4 Butir Inex dan 82 Miras Ilegal Disita serta 7 Orang Ditangkap
THM De Tonga Medan Digerebek, 4 Butir Inex dan 82 Miras Ilegal Disita serta 7 Orang Ditangkap
Medan
Menjarah dan Merusak Warung Warga Usai Tawuran, Pemuda di Medan Ditembak
Menjarah dan Merusak Warung Warga Usai Tawuran, Pemuda di Medan Ditembak
Medan
 Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Medan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Medan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
Medan
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Medan
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
Medan
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Medan
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Medan
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Medan
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Medan
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau