Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diduga Keracunan Asap Genset, Pegawai Toko Roti Ditemukan Tewas di Dalam Ruko di Medan

Kompas.com, 5 Juli 2023, 18:58 WIB
Riska Farasonalia

Editor

KOMPAS.com - OT (25), seorang karyawati sebuah toko roti di Kota Medan, Sumatera Utara ditemukan tewas di tempat kerjanya pada Selasa (4/7/2023).

Korban meniggal dunia diduga setelah menghirup asap dari mesin listrik atau genset yang berada di dekat kamarnya.

Selain OT, karyawati lainnya NH dilarikan ke rumah sakit lantaran diduga juga menghirup asap genset tersebut.

Baca juga: Pejalan Kaki Asal Jeneponto Tewas Ditabrak Seorang Dosen di Makassar

Kronologi kejadian

Polisi mengungkap korban ditemukan tewas di dalam toko roti Jofie Bakery, Jalan Veteran, Pasar 10, Desa Manunggal, Kecamatan Labuhan Deli.

Dirkrimum Polda Sumut Kombes Sumaryono mengatakan, peristiwa bermula saat kepala toko MH menghubungi dua karyawan yang menginap di toko OT dan NH untuk membuka toko pada Selasa (4/7/2023) sekitar pukul 07:00 WIB.

Namun, saat itu keduanya tidak merespon sehingga MH menghubungi manager toko untuk memberitahu kalau toko belum dibuka karena dua korban tidak bisa dihubungi.

Sekitar pukul 11:00 WIB barulah disepakati kalau pintu belakang toko harus dibuka paksa menggunakan gerinda untuk mengetahui apa yang terjadi di dalam.

Saat pintu berhasil dibuka dan ternyata ditemukan OT dan NH sudah terkapar di dalam kamar yang tidak terkunci.

Saat dicek, OT sudah tidak bernyawa dan tubuhnya sudah dingin. Sementara NH masih bernafas dan langsung dievakuasi ke RS terdekat.

"Saat itu ditemukan kedua korban dalam posisi terbaring namun tidak sadarkan diri dimana saat dilakukan pemeriksaan Octavia sudah tidak bernafas sedangkan Nurul masih bernafas dan langsung dibawa ke RS. Eshmun guna pertolongan medis," kata dia, Selasa (4/7/2023) dikutip dari Tribunnews.com.

Selanjutnya, polisi mendatangi lokasi untuk olah tempat kejadian perkara (TKP) atas tewasnya karyawan toko roti tersebut.

Baca juga: Ditabrak Truk di Jalur Jonggol Cianjur, Pasutri Pengendara Sepeda Motor Tewas

Keracunan karbon monoksida

Dari hasil olah TKP sementara, satu korban tewas dan satu dirawat diduga keracunan karbon monoksida yang dikeluarkan dari mesin genset.

Sebab sebelumnya di lokasi sempat terjadi pemadaman listrik.

Selanjutnya Polda Sumut akan mengumpulkan bukti serta memeriksa saksi-saksi.

"Dugaan sementara korban meninggal karena keracunan karbon monoksida yang dikeluarkan oleh mesin genset dikarenakan pada malam harinya terjadi mati listrik. Rencana penyidik kordinasi Labfor pengumpulan barang bukti serta saksi," ucap dia.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Karyawati Toko Roti di Medan Tewas di Dalam Ruko, Diduga Hirup Karbon Monoksida dari Genset

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
 Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Medan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Medan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
Medan
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Medan
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
Medan
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Medan
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Medan
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Medan
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Medan
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Medan
Bobby Perpanjang Status Tanggap Darurat Banjir dan Longsor di Sumut sampai 24 Desember
Bobby Perpanjang Status Tanggap Darurat Banjir dan Longsor di Sumut sampai 24 Desember
Medan
Kementerian Kehutanan Ungkap Asal-Usul Pohon yang Terbawa Banjir di Batangtoru, Tapanuli Selatan
Kementerian Kehutanan Ungkap Asal-Usul Pohon yang Terbawa Banjir di Batangtoru, Tapanuli Selatan
Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau