Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diduga Peras Waria di Medan, 4 Polisi Disidang Etik

Kompas.com - 11/07/2023, 20:47 WIB
Dewantoro,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com-Bidang Profesi dan Pengamanan Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Polda Sumut) menggelar sidang etik untuk empat polisi yang diduga terlibat dugaan pemerasan waria di Kota Medan. 

"Dari kasus laporan pengaduan terkait dengan dugaan pemerasan. Sekarang masih berjalan nanti kita tunggu proses selanjutnya. Sesuai dengan yang pertama dulu kita sampaikan bahwa ada empat anggota yang diduga melakukan (pemerasan). Itu sekarang sedang proses sidang kode etik," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Sumut Kombes Hadi Wahyudi di Markas Polda Sumut, Selasa (11/7/2023). 

Sedangkan kuasa hukum waria terduga korban pemerasan, Irvan Saputra, mengatakan dalam sidang etik hari ini berlangsung pemeriksaan pelapor dan saksi dari polisi. 

"Pemeriksaan tadi terkait dengan fakta atau kronologis kejadian pada 19 Juni, malam hari, sampai 20 Juni siang hari," kata Irvan di depan Gedung Bidang Profesi dan Pengamanan Polda Sumut. 

Baca juga: 4 Polisi Ditahan karena Diduga Peras 2 Transpuan di Medan

Menurut Irvan, keempat polisi yang disidang tidak membantah telah menerima uang dari waria terduga korban pemerasan, Deca dan Puri. 

Namun, mereka disebut tetap membantah telah memeras.

"Mereka tidak membantah kalau sudah ada uang yang masuk sebesar Rp 50 juta ditransfer melalui rekening Sugianto dengan sebelumnya itu adalah dari arahan cleaning service yang kita sampaikan sejak awal kasus ini. Tidak ada niat langsung dari Deca maupun Puri untuk memberikan itu," katanya.

Irvan menilai, peristiwa yang diduga pemerasan itu berlangsung secara sistematis.

Baca juga: Diduga Jebak dan Peras Transpuan di Medan, 4 Anggota Polda Sumut Diperiksa

 

Dalam pemeriksaan tersebut juga disampaikan peran-peran orang terlapor secara utuh.

"Misalnya dari perwira itu yang menerima uang yang menyampaikan di rekening BRI. Jangan dipermasalahkan ada satu lagi brigadirnya yaitu pemeriksa rekening maupun handphone. Ada juga yang mendidik, ada juga yang menyodorkan rekening itu adalah rupa-rupanya adalah milik karyawannya," katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com