Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dalam 8 Bulan, 70 Hektar Hutan Lindung di DTA Danau Toba Simalungun Terbakar

Kompas.com - 30/08/2023, 20:40 WIB
Teguh Pribadi,
Reni Susanti

Tim Redaksi

SIMALUNGUN, KOMPAS.com - Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara (Sumut) melalui Unit Pelaksana Tugas Kesatuan Pengelolaan Hutan (UPT KPH) II Pematang Siantar, memperkirakan sekitar 70 hektar hutan lindung terbakar dari Januari hingga Agustus 2023.

Kepala Seksi (Kasi) Penindakan dan Pemberdayaan Hutan Masyarakat UPT KPH II Pematang Siantar, Tigor Siahaan mengatakan, kebakaran hutan itu terjadi di kawasan daerah tangkapan air (DTA) Danau Toba, Kabupaten Simalungun.

Baca juga: Kebakaran Hutan Gunung Arjuno akibat Ulah Pemburu Liar

Adapun lokasinya di Kecamatan Haranggaol Horison di Desa Haranggaol dan Desa Sihalpe, kemudian di Kecamatan Purba di Desa Purba Dolok dan Desa Dolok Saribu. Kemudian Kecamatan Pamatang Silimahuta di Desa Bangun Mariah dan Perbukitan Sipiso piso.

Kondisi hutan tersebut ditumbuhi semak belukar dan pohon pinus di daerah perbukitan yang terjal dan curam.

"Pada 2023 lebih kurang 70 hektar. Tapi ini bisa berulang ulang. Kondisi hutan semak belukar, terjal, dan curam. Semak ini terbakar kena ke pohon-pohon. Pohonnya pinus," kata Tigor ditemui di kantornya, Selasa (29/8/2023).

Baca juga: Selama Agustus Sudah 3 Kali Kebakaran Hutan dan Lahan di Banyumas, Kapolresta Beri Warning

"Membakar sampah saja di pemukiman warga, percikan apinya terbawa angin ke perbukitan yang semak belukar sudah terbakar," ucapnya menambahkan.

Menurut Tigor, kebakaran diakibatkan rendahnya kesadaran warga terhadap kebakaran hutan. 

Selain musim kemarau, di DTA Danau Toba terdapat kondisi semak belukar yang mudah terbakar, apalagi saat musim kemarau. 

"Kurangnya kesadaran masyarakat, misalnya ada buang puntung rokok sembarangan, itu memicu kebakaran," tutur dia.

Tigor mengemukakan, kebakaran hutan selama 2023 cenderung lebih sedikit dibanding tahun sebelumnya, karena musim kemarau lebih panjang. 

"Kemudian perladangan warga yang berpindah, yang membuka lahan. Mereka mikir dari pada mengupah pekerja berhari-hari, jadi dibakar. Nah itu juga penghematan biaya operasional untuk membuka lahan," ucapnya.

"Kalau peningkatan, ini tergantung musim. Kalau musim kemarau, kebakarannya meluas. Kalau tahun ini kemaraunya nggak sepanjang tahun lalu, tahun lalu parah sekali," tambah Tigor.

Masih kata Tigor, kebakaran sulit ditangani karena medan hutan yang sulit dijangkau. Selama ini penanggulangan dilakukan secara manual. 

"Ada kesulitan dalam memadamkan api karena medan curam dan berbukit. Kalau memadamkan api ya, bahu membahu lah dengan masyarakat," ucapnya.

Dalam mengantisipasi kebakaran yang berulang, pihaknya berupaya mengedukasi masyarakat, bekerjasama dengan pemerintah desa mensosialisasikan bahaya kebakaran hutan.

"Kita lebih aktif ke lokasi untuk memberikan edukasi kepada masyarakat melalui pemerintah desa. Sebab kawasan hutan ini mudah terbakar. Kita sosialisasi supaya tidak terjadi kebakaran, jadi harus dijaga. Karena mengharapkan tenaga Kehutanan susah juga," tutupnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Longsor di Humbahas Sumut, 35 Rumah Rusak dan 11 Orang Hilang

Longsor di Humbahas Sumut, 35 Rumah Rusak dan 11 Orang Hilang

Medan
Prakiraan Cuaca di Medan Hari Ini, 3 Desember 2023: Siang Hujan Lebat

Prakiraan Cuaca di Medan Hari Ini, 3 Desember 2023: Siang Hujan Lebat

Medan
Update Longsor dan Banjir di Humbahas: 14 Bangunan Tertimbun, 140 Orang Mengungsi

Update Longsor dan Banjir di Humbahas: 14 Bangunan Tertimbun, 140 Orang Mengungsi

Medan
Satu Korban Banjir di Humbahas Ditemukan Tewas, Jaraknya 500 Meter dari Lokasi Kejadian

Satu Korban Banjir di Humbahas Ditemukan Tewas, Jaraknya 500 Meter dari Lokasi Kejadian

Medan
Detik-detik Pengantin Wanita Ungkap Tak Cinta Calon Suami Saat Pemberkatan, Pendeta: Saya Tanya 3 Kali

Detik-detik Pengantin Wanita Ungkap Tak Cinta Calon Suami Saat Pemberkatan, Pendeta: Saya Tanya 3 Kali

Medan
Banjir Bandang dan Longsor Terjang Humbahas, 12 Orang Dilaporkan Hilang

Banjir Bandang dan Longsor Terjang Humbahas, 12 Orang Dilaporkan Hilang

Medan
Viral, Pernikahan di Tapanuli Utara Batal Usai Pengantin Wanita Sebut Tak Cinta Calon Suaminya

Viral, Pernikahan di Tapanuli Utara Batal Usai Pengantin Wanita Sebut Tak Cinta Calon Suaminya

Medan
Prakiraan Cuaca di Medan Hari Ini, 2 Desember 2023: Siang Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca di Medan Hari Ini, 2 Desember 2023: Siang Hujan Sedang

Medan
Daftar Lengkap UMK 2024 di Sumut, Medan Tertinggi dan Tebing Tinggi Terendah

Daftar Lengkap UMK 2024 di Sumut, Medan Tertinggi dan Tebing Tinggi Terendah

Medan
Liang Kubur TPU Bangau Pematangsiantar Penuh, Jenazah Ditumpuk di Jasad Lainnya

Liang Kubur TPU Bangau Pematangsiantar Penuh, Jenazah Ditumpuk di Jasad Lainnya

Medan
Dimusnahkan, 5 Hektar Lahan Ganja di Mandailing Natal

Dimusnahkan, 5 Hektar Lahan Ganja di Mandailing Natal

Medan
Prakiraan Cuaca di Medan Hari Ini, 1 Desember 2023: Sore Hujan Lebat

Prakiraan Cuaca di Medan Hari Ini, 1 Desember 2023: Sore Hujan Lebat

Medan
4 Titik Jalan Nasional di Tapanuli Utara Tertimbun Longsor

4 Titik Jalan Nasional di Tapanuli Utara Tertimbun Longsor

Medan
Longsor di Jalur Tarutung-Sipirok Sumut, Lalu Lintas Sempat Lumpuh 3,5 Jam

Longsor di Jalur Tarutung-Sipirok Sumut, Lalu Lintas Sempat Lumpuh 3,5 Jam

Medan
Wali Kota Medan Tambah Insentif Guru Honorer Jadi Rp 400.000 Per Bulan

Wali Kota Medan Tambah Insentif Guru Honorer Jadi Rp 400.000 Per Bulan

Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com