MEDAN, KOMPAS.com- Arkeolog Sumatera Utara Ketut Wiradnyana mempertanyakan konsep struktur batuan piramida yang ditemukan peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) di Danau Toba di Kecamatan Baktiraja (Bakkara), Kabupaten Humbang Hasundutan.
Ketut sudah 10 tahun lebih meneliti struktur geologi di sana, sama sekali belum pernah menemukan batuan yang disebut piramida itu.
"Jadi harus jelas konsep piramida itu, kalau hanya konsepnya bangunan yang meninggi, berbentuk piramida itu belum pernah (saya lihat). Tapi kalau ada bangunan yang meninggi ke atas ada memang di Desa Pardomuan, Kabupaten Samosir. Itu namanya Punden Berundak,'' ujar Ketut saat dihubungi Kompas.com, Rabu (4/10/2023)
Baca juga: Temuan Struktur Batuan Serupa Piramida di Danau Toba, Masih Simpan Banyak Misteri
Kata Ketut, punden berundak ini merupakan tatanan batu yang biasa digunakan sebagai tempat pemujaan leluhur oleh masyarakat di masa lampau.
"Ada juga (susunannya) kayak berputar (berputar) atau berundak undak, (susunan batunya) makin ke atas semakin kecil dan (bentuknya) datar di atas. Itulah apa namanya (dijadikan) wadah kubur penguburan dan sisa hunian kampung tua, itu sudah pernah kita gali di Samosir, umurnya sekitar 150 tahunan kira-kira," ujar mantan Kepala Balai Arkeologi Sumut ini.
Menurut Ketut, ada kemungkinan piramida yang ditemukan adalah Punden Berundak. Hal itu didasari dari bebatuan yang mengelilingi struktur piramida tersebut.
"Jadi itu sebenarnya sudah sangat umum, kalau batu disusun, jangan-jangan yang dibilang batu piramida itu semacam, punden berundak. Ketika kita gali di atas punden berundak, kita temukan sisa-sisa bekas aktivitas religinya," ujarnya.
Disinggung apakah struktur batuan menyerupai mirip dengan penemuan struktur piramida di Gunung Padang, Ketut tidak sependapat.
"Sepintas kalau Gunung Padang batuannya persegi dan memanjang, kalau ini batu kecil-kecil batu alam, batu yang kecil itu disusun seperti pagarnya atau hutannya (perkampungan) orang Batak biasa, ini banyak kita temukan (di sekitar Danau Toba)," ujarnya.
Baca juga: Jokowi Diminta Hentikan Penggalian Gunung Padang
Sebelumnya kemunculan piramida ini tidak terlepas dari BRIN Prof Danny Hilman Natawijaya.
Mulanya, setahun lalu dia mendapat informasi dari temannya tentang adanya situs mirip piramida di Kecamatan Bakti Raja (Bakara).
Karena kebetulan sedang meneliti gempa di Sumatera, Danny dan timnya menyempatkan diri untuk mengunjungi lokasi tersebut.
"Jadi kita manfaatkan ada beberapa waktu luang kami pakai mengecek ke lokasi ceritanya," ujar Danny saat dihubungi Kompas.com, Selasa (3/10/2023).
Waktu melihat tempat tersebut, Danny merasa takjub, situs penemuan persis menyerupai piramida.
"Dari pengamatan awal itu itu kelihatannya memang luar biasa, teras-teras batu kalau dilihat dari depan, dari Bakkara, seperti piramida yang menyembul di dinding lapisan Toba Tuff hasil letusan gunung toba 74.000 lalu," ujarnya.
Kata dia saat diukur landasan batu hingga puncak piramida mencapai 120 meter.
"Kita belum teliti ke pinggir pinggirnya, kemungkinan masih banyak struktur dan batuanya ini tersusun rapi, sampai ke atas ada yang besar-besar, seperti kerbau besar struktur batu itu," katanya.
Baca juga: Ridwan Kamil: Gunung Padang Warisan Terhebat Dunia
Uniknya lagi kata dia masyarakat di sana juga tidak menyadari keunikan bentuk piramida di Toba ini.
Masyarakat hanya tahu tempat itu merupakan dusun tua yang terasnya dijadikan pemakaman. Menurut mereka asal usul tempat itu diciptakan nenek moyangnya.
"Jadi kalau orang tanya itu struktur batu apa? Mereka spontan jawab 'itu pemakaman Pak'. Jadi enggak ada yang curiga. Jadi memang kalau kita ada di piramida itu memang enggak kelihatan, apa-apa karena pohonnya tinggi tinggi besar. Kita bisa melihat (kemarin), karena kan bawa drone," ujar Danny.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.