Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Kapolsek Berastagi Diduga Hamili Kekasihnya dan Disebut Tak Bertanggung Jawab, Viral di Medsos

Kompas.com, 11 Oktober 2023, 19:15 WIB
Maya Citra Rosa

Editor

KOMPAS.com - Baru-baru ini ramai di media sosial TikTok, pengakuan seorang wanita yang dihamili seorang pria disebut-sebut anak Kapolsek Berastagi, Sumatera Utara (Sumut).

Pengakuan wanita ini diunggah di akun TikTok @divagloryyy, yang menyebut bahwa pria berinisial ES tak bertanggung jawab atas anak yang dilahirkannya.

Dikutip dari Tribun-Medan.com, wanita bernama Diva itu memberi izin untuk mengutip postingannya dan menceritakan kisahnya dalam beberapa unggahan slide foto.

Sejahat apapun cara org mau lepas dr tanggung jawab,dari gamau ngakuin dan dibilng ‘orng makan nangkanya dia yg kena getahnya’ smpe diminta saya tes dna. Tpi Tuhan selalu baik menunjukan dengan caraNya setelah ank ini lahirr,” tulis @divagloryyy.

Dia mengunggah foto seorang pria berseragam IPDN dan beberapa pesan singkat dirinya dengan pria yang diduga anak Kapolsek Berastagi.

Dalam pesan singkat itu DIva justru diminta untuk menggugurkan kandungannya.

Ya sudah gugurin saja,” isi pesan singkat yang diduga dari ES.

Baca juga: Banjir Sembahe Surut, Jalan Medan-Berastagi Sudah Bisa Dilintasi Minggu Malam

Pada slide terakhir, Diva kemudian menyandingkan foto sang anak dengan foto ES. Sontak unggahan itu ramai dikomentari oleh warganet.

Tak sedikit warganet yang menyebut bahwa ES sangat mirip dengan anak bayi yang ada di sampingnya.

Klarifikasi Kapolsek Berastagi

Menanggapi viralnya video tersebut, Kapolsek Berastagi, Kompol Viktor Simanjuntak membenarkan ES adalah anak kandungnya yang saat ini menjadi ASN di Pemkab Lampung Tengah.

Ia mengatakan, memang sejak tahun lalu ia sudah mengetahui anaknya memiliki asmara dengan wanita bernama Diva tersebut.

"Memang benar itu anak kami, dan mereka memang berpacaran dari tahun lalu berdasarkan suka sama suka," ujar Viktor saat berbincang dengan Tribun Medan di Berastagi, Tanah Karo, Senin (9/10/2023).

Ketika ditanya perihal tudingan yang dilayangkan kepada anaknya, Viktor menjelaskan jika sejak awal anaknya berpacaran dengan Diva, sudah berlangsung satu bulan berjalan, kala itu Diva mengaku jika dirinya tengah hamil.

ES yang mengetahui pacarnya hamil tersebut, bermaksud untuk bertanggungjawab meskipun masih belum diketahui apakah anak tersebut merupakan buah cintanya.

Baca juga: Nelayan di Nunukan Hamili Anak Kandung dan Bunuh Bayinya yang Baru Lahir

"Jadi satu bulan setelah pacaran, anak (Diva) itu ngaku hamil. Kemudian anak saya memberitahu kepada kami, selanjutnya saya minta istri saya berangkat ke Lampung untuk membicarakan masalah ini," ucapnya.

Halaman:


Terkini Lainnya
 Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Medan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Medan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
Medan
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Medan
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
Medan
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Medan
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Medan
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Medan
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Medan
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Medan
Bobby Perpanjang Status Tanggap Darurat Banjir dan Longsor di Sumut sampai 24 Desember
Bobby Perpanjang Status Tanggap Darurat Banjir dan Longsor di Sumut sampai 24 Desember
Medan
Kementerian Kehutanan Ungkap Asal-Usul Pohon yang Terbawa Banjir di Batangtoru, Tapanuli Selatan
Kementerian Kehutanan Ungkap Asal-Usul Pohon yang Terbawa Banjir di Batangtoru, Tapanuli Selatan
Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau