Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalan Tertua di Medan Ada di Kesawan, Sekarang Bernama Jalan Ahmad Yani

Kompas.com, 22 Oktober 2023, 17:29 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

KOMPAS.com - Masyarakat Medan tentunya sudah akrab dengan keberadaan Jalan Ahmad Yani yang terletak di daerah yang dikenal dengan nama Kesawan.

Tidak sedikit juga masyarakat yang mengetahui bahwa ruas Jalan Ahmad Yani menyimpan banyak jejak sejarah perkembangan Kota Medan.

Baca juga: Jalan Terpanjang di Indonesia Ada di Sumut, Namanya Jalan Jamin Ginting

Hal ini lantaran Jalan Jenderal Ahmad Yani atau kerap disebut Jalan Ahmad Yani merupakan jalan tertua di Medan.

Jejak sejarah di jalan tertua di Medan ini dapat terlihat dari keberadaan berbagai bangunan bersejarah yang terletak di sana.

Sebut saja Rumah Tjong A Fie, Gedung Lonsum, dan Restoran Tip Top yang legendaris berada di sisi jalan ini.

Baca juga: Gedung London Sumatera, Bangunan Tua Pemilik Lift Pertama di Medan

Sejarah Jalan Tertua di Medan

Dilansir dari Kompas.com, pada awalnya nama jalan tertua di Medan ini bukanlah Jalan Ahmad Yani.

Betsy Edith Christie dan Wiwin Djuwita Sudjana Ramelan dalam tulisan yang berjudul Pemukiman Etnis China di Medan Pada Akhir Abad ke-19 Sampai Awal Abad ke-20 menyebut bahwa nama Jalan Kesawan berganti menjadi Jalan Ahmad Yani pada 1 Maret 1966.

Baca juga: Tjong A Fie Mansion, Medan: Harga Tiket, Jam Buka, dan Daya Tarik

Sebelumnya, Jalan Kesawan merupakan pemukiman masyarakat Cina yang sebagian besar semula bekerja di Pekan Labuhan namun kemudian berpindah ke kota dan mulai berdagang.

Kemudian pada tahun 1590-1837, di kawasan Jalan Kesawan terdapat banyak sawah serta rumah dan kedai yang berderet. Dibangun pula Masjid Bengkok yang sekarang berada di kawasan Jalan Masjid.

Selanjutnya antara tahun 1838-1887, jalan setapak di kawasan Jalan Kesawan mulai diperkeras dengan batu.

Begitupun dengan rumah kedai yang ada di sisi jalan tersebut juga dibangun lebih baik dengan menggunakan bahan papan.

Memang pada sekitar tahun 1880, Kesawan pada awalnya merupakan Kampung Melayu berubah menjadi pemukiman etnis Cina. Orang Cina yang datang dari Malaka dan langsung dari Negeri Cina tinggal di kawasan tersebut.

Sayangnya di tahun 1889, sempat terjadi kebakaran besar yang menghancurkan 67 rumah dan toko dari bahan kayu.

Setelah kebakaran, kawasan tersebut kemudian berbenah dengan mengguakan bangunan yang terbuat dari bata untuk menggantikan bangunan-bangunan yang telah terbakar dengan.

Pada 1913-1937 Kesawan semakin berkembang pesat dengan munculnya bangunan rumah tinggal dan toko, pemerintahan, perdagangan, dan pusat hiburan.

Berlanjut pada tahun 1938-1962, Kesawan mulai dipenuhi dengan bangunan-bangunan lebih modern.

Pada 1963-1995, Kesawan semakin berkembang dan didirikan berbagai macam kantor pemerintahan atau swasta dan pusat-pusat hiburan.

Hingga periode 1996-2004, di Kesawan mulai dibangun ruko hingga lima lantai yang tidak mengikuti struktur lama dan merusak citra lama. Bahkan ruko ini berfungsi pula sebagai sarang walet.

Pada tahun 2002, Kesawan diubah fungsinya menjadi pusat makanan, dan dibangun juga pintu gerbang raksasa yang menjadi penanda batas Kesawan.

Lalu pada 15 Januari 2003, Kesawan Square diresmikan menjadi pusat jajanan. Sayangnya hal tersebut tak berlangsung lama karena pada 16 November 2007, Kesawan Square ditutup dan tidak difungsikan lagi.

Pada tahun 2013, Jalan Kesawan yang berubah menjadi nama Jalan Ahmad Yani kemudian berfungsi sebagai pusat perdagangan dengan ruko dua lantai.

Dilansir dari laman Antara, Wali Kota Medan Bobby Nasution menargetkan akan membenahi kota tua di pusat Kota Medan lewat program percepatan pembenahan kawasan heritage Kesawan akhir tahun 2021.

Percepatan penataan kawasan Kesawan dilakukan bertahap dan ditargetkan pengerjaannya akan selesai pada Oktober 2023.

Sumber:
medan.tribunnews.com  
sumut.antaranews.com  
sumut.antaranews.com  
medan.kompas.com  (Rachmawati)

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
THM De Tonga Medan Digerebek, 4 Butir Inex dan 82 Miras Ilegal Disita serta 7 Orang Ditangkap
THM De Tonga Medan Digerebek, 4 Butir Inex dan 82 Miras Ilegal Disita serta 7 Orang Ditangkap
Medan
Menjarah dan Merusak Warung Warga Usai Tawuran, Pemuda di Medan Ditembak
Menjarah dan Merusak Warung Warga Usai Tawuran, Pemuda di Medan Ditembak
Medan
 Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Medan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Medan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
Medan
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Medan
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
Medan
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Medan
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Medan
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Medan
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Medan
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau