Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa Unika Medan Tutup Jalan, Buntut Pemecatan 6 Rekannya

Kompas.com, 11 Desember 2023, 19:40 WIB
Rahmat Utomo,
Reni Susanti

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Sejumlah mahasiswa Universitas Katolik (Unika) Santo Thomas Medan berunjuk rasa di Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah I, Kota Medan dan di depan Kampus Unika Santo Thomas, Senin (11/12/2023).

Mereka memprotes kebijakan Unika yang memecat 6 mahasiswa dan menskorsing 13 mahasiswa, karena memprotes kebijakan kampus.

Aksi unjuk rasa pertama dilakukan LLDIKTI di Jalan Sempurna, Kecamatan Medan Selayang, Kota Medan sekitar pukul 10.00. Mereka datang dengan membawa spanduk berisi kecaman ke pihak kampus. Salah satunya bertuliskan 'RIP Demokrasi'.

Baca juga: Selebgram Asal Semarang yang Viral karena Buang Bayinya di Bali Ternyata DO dari Unika

Pimpinan aksi, Paskawan Gultom mengatakan, tujuan mereka datang ke LLDIKTI untuk menyampaikan surat keberatan atas tindakan yang dilakukan Unika.

"Bahwa pemberian sanksi akademik secara sepihak tanpa ada surat peringatan satu, peringatan dua, dan peringatan tiga. Kami langsung di DO (drop out) dan diberikan skorsing dan sanksi akademik," ujar Paskawan.

Menurut Paskawan, sanksi pemecatan dan skorsing dikeluarkan pihak kampus pada 1 Desember 2023. Latar belakang persoalan diawali dari kekosongan kursi pemerintahan mahasiswa (Pema) Unika, sejak 2017.

Baca juga: Bus Jurusan Siantar-Medan Terbakar Saat Sedang Parkir di Tepi Jalan

Lalu untuk mengisi kekosongan tersebut, organisasi kemahasiswaan di Unika sepakat membentuk panitia musyawarah besar (mubes) di tahun 2023.

"Pada saat kami membuat panitia Mubes pihak universitas sudah setuju akan diadakan panitia Mubes, seiring berjalannya (waktu) pihak kampus membuat aturan kemahasiswa (soal Pema) tanpa ada keterlibatan mahasiswa," ucap Paskawan.

Kemudian para mahasiswa melakukan berbagai unjuk rasa, puncaknya saat mereka berunjuk rasa di acara Dies Natalis pada 29 Mei 2023.

"Kami sempat melakukan demonstrasi, menyuarakan soal Pema itu, saat acara Dies Natalis Unika ke 39. Setelah itu, kami mendapat sanksi (pemecatan dan skorsing)," ujar Paskawan

Kehadiran para mahasiswa diterima Kapokja Hukum dan Kepegawaian LLKDikti Wilayah I, Abdul Aziz Tambunan.

Abdul Aziz mengatakan, akan menindaklanjuti persoalan ini.

"Kita pada prinsipnya berpihak kepada kebenaran, kepada mahasiswa. (nantinya) Kita akan melakukan pemanggilan dari pihak rektorat, maupun fakultas, karena ini terkait dengan Fakultas Pertanian, para mahasiswa yang diberi sanksi juga akan dipanggil dan pada tahapnya nanti ada pertemuan," ungkap dia.

Setelah 2 jam berunjuk rasa di LLKDIKTI, para mahasiswa kembali berunjuk rasa di depan kampus Unika di Jalan Setiabudi, Kecamatan Medan Selayang, Kota Medan. Mereka berorasi dari pukul 13.00.

Saat berunjuk rasa para mahasiswa menutup jalan dengan lingkaran massa aksi. Kondisi itu sempat membuat arus lalu lintas jalan protokol tersebut mengalami kemacetan sekitar 2 jam.

Halaman:


Terkini Lainnya
 Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Medan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Medan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
Medan
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Medan
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
Medan
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Medan
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Medan
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Medan
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Medan
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Medan
Bobby Perpanjang Status Tanggap Darurat Banjir dan Longsor di Sumut sampai 24 Desember
Bobby Perpanjang Status Tanggap Darurat Banjir dan Longsor di Sumut sampai 24 Desember
Medan
Kementerian Kehutanan Ungkap Asal-Usul Pohon yang Terbawa Banjir di Batangtoru, Tapanuli Selatan
Kementerian Kehutanan Ungkap Asal-Usul Pohon yang Terbawa Banjir di Batangtoru, Tapanuli Selatan
Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau