Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Redam Ketegangan, Relawan Prabowo-Gibran Ajak Warga Sumut Lomba Goyang Gemoy

Kompas.com, 21 Desember 2023, 20:47 WIB
Rahmat Utomo,
Reni Susanti

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Kelompok Relawan GAZ 08, pendukung calon presiden dan wakil presiden Prabowo-Gibran, mengajak warga Sumut ikut kompetisi goyang gemoy. Tujuan kompetisi ini untuk meredakan ketegangan politik menjelang Pemilu 2024.

Ketua Panitia Susi Ginting mengatakan, kegiatan ini dilaksanakan di seluruh Indonesia dengan memperebutkan total hadiah Rp 500 juta.

“Kita membuat kompetisi berskala nasional dengan pemenang utama Rp 100 juta, dengan total hadiah mencapai Rp 500 juta,” ujar Susi Ginting, saat konferensi pers di Cafe Kini, Medan dalam keterangannya, Kamis (21/12/2023).

Baca juga: Dewan Penasihat TKN Prabowo Yakin Gibran Kuasai Tema Debat Cawapres

Susi mengungkapkan, sebelumnya acara serupa telah dilaksanakan di Jakarta dan Bandung. Dia berharap kegiatan ini akan membangun dan memperkuat kedekatan sosial antar masyarakat.

“Lomba ini juga bertujuan meredakan ketegangan di masyarakat dalam menghadapi Pemilu baik Pilpres maupun Pileg. Bahwa dalam suasana Pemilu itu bisa muncul kreasi yang ringan, lucu, dan seru yang bisa dilakukan bersama-sama secara guyub dan penuh keceriaan,” ujarnya.

Baca juga: TKN: Prabowo-Gibran Menang, Pupuk dan Irigasi Pertanian Lebih Terjangkau

Kata Susi, lomba ini terbuka bagi siapapun, selama berstatus warga Indonesia. Peserta yang ikut wajib berkelompok, minimal 10 orang.

Cara mengikutinya, dengan memposting video singkat berdurasi 15-90 detik dan dikirimkan ke akun Instagram @relawangaz.

Nantinya, para pemenang akan dibagi dalam beberapa kriteria. Pemenang terbaik mendapat hadiah Rp 100 juta. Lalu kategori si ‘Paling Favorit’ yakni pemenang yang mendapatkan like terbanyak di aplikasi Instagram yang dirujuk panitia.

“Ada juga pemenang kategori kostum terbaik, koreografer terbaik, sinematografi terbaik, tim terheboh, tim peserta terbanyak, dan goyang terlucu,” ujarnya.

Di acara yang sama, Ketua Umum (Ketum) GAZ 08, Laja Lapian menambahkan, kompetisi Goyang Gemoy digelar karena ingin meredam tensi politik kian meningkat. Apalagi mendekati Januari dan Februari 2024.

“Kami berusaha melemaskan ketegangan pikiran di masyarakat,” kata Laja.

Meski begitu Laja mengingatkan agar video yang dikirimkan tidak menampilkan atribut, logo paslon manapun yang didaftarkan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU). Peserta juga dilarang membuat tarian yang vulgar.

"Kita tidak fokus kepada salah satu paslon. Siapapun teman-teman di sini bisa ikutan. Semuanya lapisan masyarakat boleh ikutan, termasuk relawan dari paslon lain," katanya.

Sementara itu Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, Sumatera Utara (Sumut), Ade Jona Prasetyo mengapresiasi Kompetisi Goyang Gemoy ini.

Menurutnya inisiatif ini dianggap perlu untuk menjaga kehangatan dan semangat menyambut pesta demokrasi.

"Perhelatan politik lima tahun sekali mestinya tetap mengedepankan hati yang selalu riang gembira,” tutur dia.

Ade mengatakan, TKD Sumut Prabowo dan Gibran akan berkolaborasi bersama relawan untuk mengajak masyarakat menyemarakkan kompetisi Goyang Gemoy.

“Kami galakan lagi kalau bisa dilaksanakan di seluruh wilayah di Sumut. Ini kan gawean relawan, kami harus tetap koordinasi dengan mereka nantinya," ucap Ade.

Ade menilai, perlombaan Goyang Gemoy ini awalnya dipopulerkan oleh calon presiden Prabowo Subianto sebagai bagian dari sikap politik yang riang gembira.

"Kami sambut baik. Ini sebagai langkah dari pasangan Prabowo dan Gibran untuk mengikuti proses politik Pemilu dengan riang, santun dan gembira," kata Ade.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Baca tentang


Terkini Lainnya
Menjarah dan Merusak Warung Warga Usai Tawuran, Pemuda di Medan Ditembak
Menjarah dan Merusak Warung Warga Usai Tawuran, Pemuda di Medan Ditembak
Medan
 Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Medan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Medan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
Medan
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Medan
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
Medan
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Medan
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Medan
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Medan
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Medan
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Medan
Bobby Perpanjang Status Tanggap Darurat Banjir dan Longsor di Sumut sampai 24 Desember
Bobby Perpanjang Status Tanggap Darurat Banjir dan Longsor di Sumut sampai 24 Desember
Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau