Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesaksian Pengungsi Rohingnya di Deli Serdang: Kami Mau Anak-anak Kami Punya Kehidupan yang Baik

Kompas.com - 03/01/2024, 09:23 WIB
Dewantoro,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Muhammad Jubair (23) adalah satu dari 157 pengungsi Rohingnya yang tiba di Pantai Suar, Desa Karang Gading, Kecamatan Labuhan Deli, Kabupaten Deli Serdang pada Sabtu (30/12/2023) malam.

Dia bercerita telah menempuh 22 hari perjalanan dari kamp pengungsian Bangladesh yang dianggap tak aman, demi anak-anaknya. Menurut Jubair, Indonesia adalah harapan.

Baca juga: Mengapa 157 Pengungsi Rohingya Mendarat di Deli Serdang?

Hal tersebut diungkapkan oleh Jubair ketika ditemui di tendanya, seberang Desa Kuala Besar, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat. 

Jubairadalah satu-satunya pengungsi yang bisa berbahasa Inggris. Itu karena dia pernah mengenyam sekolah saat masih di Myanmar dan bekerja di non-government organization (NGO) saat berada di Bangladesh.

Jubair menjelaskan, tidak mudah untuk melarikan diri dari tempat penampungan pengungsi Rohingnya di Bangladesh. 

Dia menyebut jumlah pengungsi yang datang sebanyak 152 orang.

Baca juga: [HOAKS] Pengungsi Rohingya Rusak Rusun di Sidoarjo

"Negara kami di Myanmar tidak aman. Hidup kami tidak aman. Tahun 2017 kami ke Bangladesh. Di sana selama empat tahun, juga tidak aman bagi kami dan anak kami. Tidak ada kesempatan bagi kami. Kami percaya di Indonesia, masyarakat menerima dan membantu kami karena setahu kami, Indonesia punya populasi muslim terbesar di dunia," katanya, Selasa (2/1/2024)

Menurutnya, hal yang terpenting adalah untuk masa depan anak-anak mereka.

Di Bangladesh, memang disediakan tempat tinggal. Namun anak-anak hanya mendapat kesempatan sekolah di tingkat dasar.

"Di Bangladesh ada sekolah dasar untuk anak-anak kami. Tapi tidak bisa untuk pendidikan yang lebih tinggi," katanya. 

Sejumlah imigran Rohingya dikumpulkan di tenda darurat usai terdampar di Desa Karang Gading, Labuhan Deli, Deli Serdang, Sumatera Utara, Senin (1/1/2024).ANTARA FOTO via BBC Indonesia Sejumlah imigran Rohingya dikumpulkan di tenda darurat usai terdampar di Desa Karang Gading, Labuhan Deli, Deli Serdang, Sumatera Utara, Senin (1/1/2024).

Menuju Indonesia

Pada awal Desember 2023, dia bersama istri, dua anak, dan satu saudara laki-lakinya memutuskan untuk kabur dari Bangladesh untuk ke Indonesia.

Dia mengeluarkan uang 40.000 Bangladesh Taka (BDT) per orang. Uang itu dikumpulkannya selama bekerja di NGO di Bangladesh. 

Baca juga: [HOAKS] Menlu Retno Marsudi Bersuara di Forum PBB agar Pengungsi Rohingya Dipulangkan

Namun menurutnya, uang yang dibayarkan berbeda-beda. Ada yang membayar 50.000 BDT ada juga yang hingga 60.000 BDT.

Dia mengaku senang berhasil sampai di Indonesia.

"Kami mau anak-anak kami punya kehidupan yang baik, pendidikan yang lebih tinggi. Mungkin menjadi dokter, atau yang lain," ujarnya. 

Baca juga: Nahkoda Diduga Rusak Kapal Pengungsi Rohingya di Deli Serdang lalu Kabur

Namun untuk kabur dari kamp pengungsian Rohingnya di Bangladesh tidaklah mudah.

Jika ketahuan, mereka akan ditarik kembali ke kamp pengungsian dan diawasi.

Dia pergi secara diam-diam. Pemerintah Bangladesh, kata dia, tidak mengizinkan pengungsi pergi ke Indonesia atau negara lainnya. 

"Kami datang sendiri. Ada (pelaku) perdagangan manusia, tapi kami tak tahu nama mereka. Awalnya hanya kenal mukanya, tapi mereka kabur saat kami sampai di sini," katanya. 

Baca juga: INFOGRAFIK: Beredar Hoaks Warga Rohingya Demo di Malaysia untuk Minta Tanah

Pengungsi lainnya bernama Munirullah (44). Dia bersama istri dan dua anaknya. Dia mengerti bahasa Indonesia karena sempat ke Malaysia sebelum ke Bangladesh.

Dikatakannya, perjalanan yang ditempuhnya dari Bangladesh selama 22 hari langsung ke tempat ini tanpa berhenti di Aceh. Kapal berpatokan pada lampu mercusuar di pantai ini. Nakhodanya kabur.  

"(Kenapa pilih Indonesia) Islam negara ini. Ya mau tinggal di indonesia. Di Bangladesh susah (walaupun) di sana ada rumah untuk refugee," katanya. 

Warga keberatan

Seorang warga Desa Kuala Besar, Kecamatan Secanggang, Langkat bernama Hamsiah mengatakan dia bersama warga lainnya datang ke lokasi para pengungsi karena prihatin sebagai sesama manusia.

Dia datang secara berkala dari pagi, sore dan malam untuk mengantar makanan. 

"Kasian anak-anaknya. Sebenarnya kami keberatan mereka di sini tapi kek mana mereka ini manusia, kami manusia. Saling bantu aja. Harapannya, dipindahkan lah mereka ini. Dari mana awalnya, dari mana asalnya, pulangkan lah. Pokoknya jangan tinggal di desa kami," katanya. 

Seorang imigran etnis Rohingya beristirahat di bawah tenda darurat di Desa Karang Gading, Labuhan Deli, Deli Serdang, Sumatera Utara, Senin (1/1/2024).ANTARA FOTO via BBC Indonesia Seorang imigran etnis Rohingya beristirahat di bawah tenda darurat di Desa Karang Gading, Labuhan Deli, Deli Serdang, Sumatera Utara, Senin (1/1/2024).

Hal senada diungkapkan Ketua Badan Pemerintahan Daerah (BPD) Desa Kuala Besar, Kecamatan Secanggang, Langkat, Mardiah.

Dia mengatakan warga resah dan keberatan dengan keberadaan pengungsi di lokasi ini. 

"Sangat meresahkan warga di sebelah di sana. Jadi masyarakat di sana meminta mereka segera dipindahkan. Walaupun tempatnya berbeda (beda desa). Nggak ada warga yang setuju. Yang kami laksanakan kami adalah hati nurani sebagai manusia. Membantu mereka makan, apa kebutuhan mereka sementara," katanya. 

Baca juga: Nahkoda Kapal Pengungsi Rohingya Kabur Sebelum Menepi di Deli Serdang

Perbedaan jumlah pengungsi

Kepala Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Medan, Sarsaralos di lokasi pengungsian sementara mengatakan jumlah pengungsi yang sudah didata sebanyak 157 orang dengan rincian terdiri dari 26 kepala keluarga (114 orang).

Jumlah belum berkeluarga 43 orang, untuk balita laki-laki 11 orang dan balita perempuan 13 orang. Yang paling kecil umur 2 bulan. 

Jumlah itu berbeda dari pernyataan M. Jubair maupun Munirullah yang mengatakan jumlah pengungsi sebanyak 152 orang.

"Penanganan terghadap mereka, ini masih dalam koordinasi pemerintah pusat dan daerah. Kita menunggu hasil keputusannya. Tapi sambil menunggu keputusan tempatnya di sini sendiri, sementara," katanya. 

Baca juga: Nahkoda Kapal Pengungsi Rohingya Kabur Sebelum Menepi di Deli Serdang

147 pengungsi Rohingya usai mendarat menggunakan kapal di Pantai Mercusuar, Desa Kuala Besar, Kecamatan Labuhan Deli, Deli Serdang, Sumut, Minggu (31/12/2023)Dok Warga 147 pengungsi Rohingya usai mendarat menggunakan kapal di Pantai Mercusuar, Desa Kuala Besar, Kecamatan Labuhan Deli, Deli Serdang, Sumut, Minggu (31/12/2023)

Sarsaralos menjelaskan, 157 orang hanya yang memiliki kartu dari United Nations High Commisioner or Refugee (UNHCR).

Hasil wawancara yang sudah dilakukan, umumnya pengungsi berasal dari kamp pengungsian terbesar di Bangladesh, Cox's Bazar. Kedatangan Rudenim Medan ke lokasi membawa penerjemah dari pengungsi Rohingnya yang sudah bisa berbahasa Indonesia. 

Pihaknya mengimbau agar para pengungsi menaati aturan yang sudah ada dan menjaga hubungan baik dengan masyarakat setempat.

"Bagaimanapun dengan kedatangan mereka, sudah banyak yang masyarakat yang ada yang menerima ada yang tidak agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," katanya. 

Untuk diketahui, untuk sampai ke lokasi ini dapat dicapai dari dua jalur.

Pertama dari Belawan menggunakan perahu selama satu jam. Lokasi kedua dari Paluh Kurau, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang.

Untuk ke lokasi ini dapat ditempuh selama 2 jam dari Kota Medan. Dari dermaga di Paluh Kurau, naik perahu selama 45 menit. Lokasi para pengungsi ini berada di dalam kawasan konservasi Suaka Margasatwa (SM) Karang Gading Langkat Timur Laut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com