KOMPAS.com - Ketua DPRD Kabupaten Solok, Sumatera Barat, Dodi Hendra dilaporkan atas dugaan pemerkosaan asisten rumah tangga (ART).
Namun Dodi membantah tuduhan pemerkosaan gadis berusia 18 tahun itu di rumahnya Koto Hilalang, Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok.
Ketua DPRD Solok berdalih sedang menggelar rapat bersama tim kampanye pada hari kejadian dimana korban mengaku diperkosa, pada 26 Desember 2023 pukul 09.00 WIB.
Saat waktu dugaan pemerkosaan seperti yang dilaporkan terjadi, Dodi mengaku sedang menggelar rapat.
Korban disebut tidak berada di rumah karena meminta izin melayat temannya yang meninggal dunia pada pukul 07.00 WIB dan baru balik ke rumah pukul 11.00 WIB.
Baca juga: Longsor di Solok Selatan, Satu Warga Tewas Tertimbun
"Ini sangat janggal sekali. Karena pukul 09.00 WIB itu dia tidak ada di rumah dan saya sedang menggelar rapat. Saat itu cukup ramai," jelas Dodi Hendra dalam keterangan tertulisnya.
Dodi Hendra menjelaskan kronologi peristiwa berawal sekira tiga minggu sebelum kejadian, orangtua menemui dirinya.
Orangtua korban mengeluhkan anaknya yang beberapa waktu sebelumnya tertimpa musibah, yakni dinikahkan paksa secara siri karena digerebek warga.
Orangtua korban meminta anaknya dicarikan pekerjaan, karena tidak ingin menanggung malu.
Terduga korban pun diantar ke rumah Dodi pada 24 Desember 2024. Namun, saat itu Dodi Hendra mengaku tidak bertemu langsung karena sedang berada di luar daerah.
Keesokan harinya, 25 Desember 2023, Dodi Hendra pulang dari luar daerah dan bertemu dengan terduga korban.
Perempuan itu kemudian diminta membantu kerja timnya untuk pemenangan Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024.
Baca juga: Dilaporkan Perkosa ART, Ketua DPRD Solok Membantah
Pada 26 Desember 2023, hari yang disebut korban sebagai hari pemerkosaan, Dodi Hendra menegaskan pagi harinya sekitar pukul 07.00 WIB, terduga korban meminta izin pergi melayat temannya yang meninggal.
Terduga korban baru pulang ke rumah Dodi Hendra di Nagari Koto Hilalang, sekitar 11.00 WIB.
Kejadian dugaan pemerkosaan yang diberitakan terjadi sekitar 09.00 WIB.
Menurutnya, itu sangat janggal, karena terduga korban sedang tidak berada di rumah pribadi Dodi Hendra.
Bahkan pada tanggal tersebut bersama tim pemenangannya, Dodi menggelar rapat. Situasi rumah saat itu disebutnya cukup ramai, bahkan kedua orangtua terduga juga hadir.
"Ini sangat janggal sekali. Dia tidak ada di rumah dan saya sedang rapat dengan banyak orang. Jadi rumah saat itu dangat ramai sekali," kata Dodi.
Diberitakan sebelumnya, Kepala Seksi Hubungan Masyarakat Kepolisian Resor Solok Iptu Nurjasmah membenarkan terkait laporan tersebut.
Kini polisi sedang menyelidiki kasus itu dengan memintai keterangan terduga korban, mengumpulkan bukti, dan meminta hasil visum.
"Terlapor belum (diperiksa)," jelas Nurjasmah.
Baca juga: Mengenal Tanjakan Sitinjau Lauik, Rute Ekstrem di Jalur Padang-Solok
Kuasa hukum terduga korban Putri Deyesi Rezki mengatakan, kejadian berawal dari terlapor menyuruh korban membuat kopi pagi itu.
Kemudian Dodi keluar dan saat kembali meminta korban untuk memeriksa CCTV di dalam kamarnya.
Saat itu, Dodi masuk dan mengunci pintu kamar lalu memerkosa terduga korban. Menurut Putri, saat ini terduga korban mengalami trauma dengan kondisi murung.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.