Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Atribut Biru Marak di Pemkot Medan, Apa Komentar Bobby?

Kompas.com, 29 Januari 2024, 22:00 WIB
Rahmat Utomo,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

MEDAN,KOMPAS.com - Seminggu belakangan, atribut kegiatan Pemerintah Kota Medan, banyak menjadi sorotan, dan diperbincangkan di media sosial.

Staf di sana banyak yang menggunakan pakaian bermotif biru muda, dan lalu diidentikkan dengan warna pasangan calon presiden Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Salah satu kegiatan yang atribut birunya terlihat mencolok, saat Wali Kota Medan Bobby Nasution menghadiri pengajian warga Kecamatan Petisah dan Medan Baru, di Wisma Benteng Kota Medan, Kamis (25/1/2024) lalu.

Di tempat itu, terlihat ratusan peserta pengajian mengenakan jilbab biru muda, sementara, Bobby memakai baju batik.

Nuansa biru juga terlihat saat Gebyar Hari Ulang Tahun (HUT) ke-52 Korps Pegawai Republik Indonesia (Kopri) di Lapangan Benteng, Sabtu (27/1/2024).

Kegiatan diisi dengan fun walk, fun aerobic, games tradisional dan bazar UMKM. Hampir semua kegiatan peserta menggunakan baju dan atribut biru.

Baju biru muda juga dikenakan peserta kegiatan saat acara Peringatan Hari Pendidikan Lingkungan Hidup Internasional di Halaman SMP Negeri 24 Medan, Minggu (28/1/2024).

Di sana Bobby juga mengenakan kaus berwarna biru muda

Bobby Nasution saat dimintai kometarnya, memastikan warna tersebut tidak ada kaitannya dengan politik. Apalagi bagian dari kampanye terselubung mendukung Prabowo-Gibran.

"Kita sekarang ini serba salah semua, mulai dari warna baju, program semua kalau masa kampanye ini masa pemilihan ini, semua di kait-kaitkan," ujar Bobby saat ditanya wartawan di Kecamatan Medan Sunggal, Senin (29/1/2024).

"Jadi sebelum Pak Prabowo dan Mas Gibran menjadikan baju warna biru (baju kampanye). (Sementara) Korpri sudah warna biru duluan, (itu kemarin acara) ulang tahun ke 52 Korpri, bukan kami yang setting (bajunya)," ujar dia

Menantu Presiden Joko Widodo ini lalu menegaskan, acara itu dirancang sudah sejak jauh hari.

Karena itu dia menyayangkan bila warna baju pada kegiatan Pemko Medan dikaitkan dengan politik. Sebab, warna biru merupakan warna khas Korpri.

"Kalau memang tidak boleh (atribut biru) aturannya, ya dibuat di PKPU selama warna biru, kuning, merah, hitam, warna apa pun yang dipakai untuk paslon (Presiden) pemerintah dilarang pakai."

Bobby Nasution berfoto bersama peserta kegiatan saat mengikuti kegiatan Peringatan Hari Pendidikan Lingkungan Hidup Internasional di Halaman SMP Negeri 24 Medan, Minggu (28/1/2024)Dok Instagram Bobby Nasution Bobby Nasution berfoto bersama peserta kegiatan saat mengikuti kegiatan Peringatan Hari Pendidikan Lingkungan Hidup Internasional di Halaman SMP Negeri 24 Medan, Minggu (28/1/2024)

"Kita ikuti, maksudnya kita jangan karena masa ada kampanye ini, kita tidak bisa bergerak, Pemerintah tidak bisa berjalan," ujar dia.

Disinggung soal dugaan bukan Korpri saja yang mengenakan atribut biru, Bobby menegaskan bahwa di acara Pemkot Medan yang lain juga digunakan warna selain biru.

Dia menegaskan tidak pernah memaksa bawahannya mengenakan atribut biru.

"Saya nggak ada maksa, kalau kegiatan Pemko warna biru, baju saya (saja) warna putih, nggak ada saya paksaan (warna biru) seperti itu, kalau memang warna kegiatan, ada organisasi warna tersebut silahkan saja," ujar dia.

Kata Bobby pemilihan atribut warna biru ini bisa dipersoalkan bila KPU membuat aturannya, tapi tentu hal ini akan merepotkan semua pihak.

"Maksudnya di sini kan bukan hanya Capres-Cawapres kita di sini, bukan hanya untuk eksekutif tapi legislatif juga ada partai partainya."

"Kita nanti kalau misalnya bilang gitu, nggak boleh pakai warna putih, nggak adalah yang pakai baju semua ini? Karena semua partai ada semua warnanya," ungkap dia.

Kata Bobby, ketimbang mempersoalkan soal warna lebih baik semua pihak bergotong royong untuk meningkatkan partisipasi politik di Kota Medan.

"Maksud saya, jangan dilihat karena biru terus karena saya di luar Wali Kota saya di salah satu relawan (Prabowo-Gibran), jadi dikait kaitkan terus, tolonglah."

"Kita edukasi masyarakat, yang perlu kita edukasi adalah bagaimana sekarang, untuk Kota Medan partisipasi politik kita naikkan," ujar dia.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Baca tentang


Terkini Lainnya
Tangkap Wanita Pemilik 1 Kg Sabu di Tebing Tinggi, Polisi: Pelaku Sempat Melarikan Diri
Tangkap Wanita Pemilik 1 Kg Sabu di Tebing Tinggi, Polisi: Pelaku Sempat Melarikan Diri
Medan
Dinas P3AKB Minta Foto Anak Diduga Bunuh Ibu Tak Disebar di Medsos
Dinas P3AKB Minta Foto Anak Diduga Bunuh Ibu Tak Disebar di Medsos
Medan
Soal Anggaran Pemulihan Bencana, Bobby Nasution: Akan Ada Perubahan di RAPBD 2026 Sumut
Soal Anggaran Pemulihan Bencana, Bobby Nasution: Akan Ada Perubahan di RAPBD 2026 Sumut
Medan
Kasus Dugaan Anak Bunuh Ibu di Medan: Polisi Gelar Pra-Rekonstruksi Selama 6 Jam
Kasus Dugaan Anak Bunuh Ibu di Medan: Polisi Gelar Pra-Rekonstruksi Selama 6 Jam
Medan
Dampingi Prabowo ke Lokasi Banjir Langkat, Bobby: Warga Keluhkan Air Bersih dan Tanggul Jebol
Dampingi Prabowo ke Lokasi Banjir Langkat, Bobby: Warga Keluhkan Air Bersih dan Tanggul Jebol
Medan
BPBD Update Banjir-Longsor di Sumut: 355 Meninggal, 84 Hilang, dan 30.266 Mengungsi
BPBD Update Banjir-Longsor di Sumut: 355 Meninggal, 84 Hilang, dan 30.266 Mengungsi
Medan
Mayjen Rio Berpesan untuk Gubsu Bobby Nasution: Izin Tambang Perlu Dievaluasi
Mayjen Rio Berpesan untuk Gubsu Bobby Nasution: Izin Tambang Perlu Dievaluasi
Medan
THM De Tonga Medan Digerebek, 4 Butir Inex dan 82 Miras Ilegal Disita serta 7 Orang Ditangkap
THM De Tonga Medan Digerebek, 4 Butir Inex dan 82 Miras Ilegal Disita serta 7 Orang Ditangkap
Medan
Menjarah dan Merusak Warung Warga Usai Tawuran, Pemuda di Medan Ditembak
Menjarah dan Merusak Warung Warga Usai Tawuran, Pemuda di Medan Ditembak
Medan
 Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Medan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Medan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau