Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenyan yang Lestarikan Hutan di Simardangiang

Kompas.com, 7 Februari 2024, 16:08 WIB
Dewantoro,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Hujan deras mengguyur di Dusun Sibio-bio, Desa Simardangiang, Kecamatan Pahae Julu, Kabupaten Tapanuli Utara tak menyurutkan warga memanen kemenyan.

Dusun ini dapat dilihat cara masyarakat adat menjalankan kearifan lokalnya untuk menjaga alam sekaligus sumber penghidupannya, kemenyan.

Ditemui di rumahnya beberapa waktu lalu, Kepala Desa Simardangiang, Tampan Sitompul mengatakan kemenyan merupakan komoditas utama masyarakat di desanya sejak 400 tahun lalu dan terus berlangsung hingga sekarang.

Kemenyan sudah menjadi bagian dari budaya masyarakat dan tidak bisa dipisahkan. Tanaman itu hanya dapat hidup dengan vegetasi yang beragam atau heterogen.

Baca juga: Aroma Ritual Keluarga Kalideres Kental Tercium Usai Buku Mantra dan Kemenyan Ditemukan

Masyarakat menyebutnya dengan tombak haminjon atau hutan kemenyan.

Menurutnya, masyarakat sangat paham bahwa agar tetap bisa hidup maka hutan harus dijaganya. Hutan yang rusak, kemenyan mati.

"Kita tahu ada beberapa titik yang longsor di hutan kemenyan. Begitu lah, kita tak merusak pun, terjadi longsor, apalagi kalau kita rusak hutannya. Hancur pastinya. Makannya kita paham bahwa menjaga hutan sama dengan menjaga kehidupan, tak cuma untuk kami, tapi untuk semua yang bahkan tak mengenal kami," katanya.

Parung-parung

Ikatan masyarakat dengan alamnya terejawantah dengan nilai-nilai dalam kearifan lokal yang masih dianut di masyarakat.

Menurut Tampan, salah satunya bisa dilihat pada Pesta Parung-parung yang digelar setahun sekali di desa ini. Seluruh masyarakat terlibat dalam kegiatan tersebut.

Saat digelarnya kegiatan itu, maka aktivitas masyarakat akan terbagi dalam berbagai aktivitas yang saling menguatkan.

Sejumlah ibu-ibu di Dusun Sibio-bio, Desa Simardangiang, Kecamatan Pahae Julu, Kabupaten Tapanuli Utara membuat adonan itak gurgur untuk suaminya yang memanen getah kemenyan di tombak haminjon (hutan kemenyan).KOMPAS.COM/DEWANTORO Sejumlah ibu-ibu di Dusun Sibio-bio, Desa Simardangiang, Kecamatan Pahae Julu, Kabupaten Tapanuli Utara membuat adonan itak gurgur untuk suaminya yang memanen getah kemenyan di tombak haminjon (hutan kemenyan).

Misalnya, kaum ibu-ibu akan terlihat berkumpul di beberapa rumah untuk membuat olahan makanan ringan yang nantinya diantarkannya ke hutan untuk diberikan kepada suaminya yang memanen kemenyan.

Akan sangat mudah mendapati sejumlah kaum ibu tampak menabur gula merah dan sejumput garam ke gundukan tepung beras di atas plastik lebar di dalam rumah salah satu warga.

Baca juga: Uniknya Ayam Betutu, Dulunya Pakai Bumbu Kemenyan dan Dimasak Selama 10 Jam

Mereka terbagi dalam dua kelompok yang tugasnya berlainan. Satu kelompok menyisir gula merah dengan pisau sehingga menjadi butiran halus.

Kelompok lainnya mengaduk gundukan tepung beras dengan tangannya, sehingga tepung yang yang tadinya putih berubah kecoklatan.

Tepung beras itu dibuat dari beras yang sudah direndam selama satu jam kemudian digiling.

Semakin banyak gula merah yang tercampur, warnanya berubah semakin kecoklatan.

Jerih payah membuat adonan sejak pukul 06.00 WIB, selesai dalam waktu 2,5 jam.

Adonan lalu dibagi-bagi ke dalam tempat khusus makanan. Ada juga yang ditempatkan di piring dengan ukuran sebesar kepalan tangan.

Halaman:


Terkini Lainnya
Kasus Dugaan Anak Bunuh Ibu di Medan: Polisi Gelar Pra-Rekonstruksi Selama 6 Jam
Kasus Dugaan Anak Bunuh Ibu di Medan: Polisi Gelar Pra-Rekonstruksi Selama 6 Jam
Medan
Dampingi Prabowo ke Lokasi Banjir Langkat, Bobby: Warga Keluhkan Air Bersih dan Tanggul Jebol
Dampingi Prabowo ke Lokasi Banjir Langkat, Bobby: Warga Keluhkan Air Bersih dan Tanggul Jebol
Medan
BPBD Update Banjir-Longsor di Sumut: 355 Meninggal, 84 Hilang, dan 30.266 Mengungsi
BPBD Update Banjir-Longsor di Sumut: 355 Meninggal, 84 Hilang, dan 30.266 Mengungsi
Medan
Mayjen Rio Berpesan untuk Gubsu Bobby Nasution: Izin Tambang Perlu Dievaluasi
Mayjen Rio Berpesan untuk Gubsu Bobby Nasution: Izin Tambang Perlu Dievaluasi
Medan
THM De Tonga Medan Digerebek, 4 Butir Inex dan 82 Miras Ilegal Disita serta 7 Orang Ditangkap
THM De Tonga Medan Digerebek, 4 Butir Inex dan 82 Miras Ilegal Disita serta 7 Orang Ditangkap
Medan
Menjarah dan Merusak Warung Warga Usai Tawuran, Pemuda di Medan Ditembak
Menjarah dan Merusak Warung Warga Usai Tawuran, Pemuda di Medan Ditembak
Medan
 Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Medan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Medan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
Medan
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Medan
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
Medan
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau