Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bobby Minta Tembok Sekolah Swasta yang Tutup Jalan Dihancurkan

Kompas.com - 06/03/2024, 15:04 WIB
Rahmat Utomo,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com-Wali Kota Medan Bobby Nasution angkat bicara soal akses Gang Abadi yang ditutup ditembok oleh Global Prima National Plus School.

Dia menyebut, jalan yang berada di Kelurahan Sei Mati, Kecamatan Medan Maimun tersebut, milik Pemerintah Kota Medan.

Selain itu, proses penembokannya pun tidak seizin Pemerintah Kota Medan.

"Sudah saya sampaikan, wajib dibuka itu (temboknya), itu gang punya kita, enggak ada izinnya (penembokan itu)," ujar Bobby saat diwawancarai wartawan di Gedung Serbaguna PKK Medan, Rabu (6/3/2024).

Baca juga: Sebuah Sekolah Swasta di Medan Tembok Akses Jalan Warga, Picu Polemik

Bobby mengatakan akan menyampaikan secara lisan dan tertulis ke sekolah agar segera menghancurkan tembok tersebut.

"Masa yang nembok (mereka), orang yang hancurin," katanya.

"Yang pasti nanti secara langsung disampaikan pada pihak (sekolah) kalau memang penyampaian langsung ini enggak direspons juga, nanti kita suratin secara resmi," tambah Bobby.

Penampakan akses Gang Abadi, yang ditembok sekolah swasta di Kelurahan Sei Mati, Kecamatan Medan Maimun, Kota Medan, Sabtu (2/3/2024)Rahmat Utomo/Kompas.com Penampakan akses Gang Abadi, yang ditembok sekolah swasta di Kelurahan Sei Mati, Kecamatan Medan Maimun, Kota Medan, Sabtu (2/3/2024)

Bobby sendiri memberi waktu seminggu ke pihak sekolah untuk menghancurkan tembok tersebut.

"Harus Minggu ini (dihancurkan tembok itu), karena itu ganggu warga ya dan secara aturan juga jalan itu punya Pemko Medan, yang diperuntukan untuk akses warga," ujarnya.

Baca juga: Warga di Ponorogo Tembok Jalan Gang, Mengaku Kesal Sering Dikucilkan Tetangga

Sebelumnya diberitakan, Sekolah Global Prima menembok akses jalan warga Lingkungan 1, Kelurahan Sei Mati, Kecamatan Medan Maimun, Kota Medan sejak, Kamis (29/2/2024).

Kondisi ini menyebabkan keresahan warga, jalan tersebut merupakan alternatif yang kerap digunakan warga lebih 27 tahun belakangan ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com