Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Protes Digaji Rp 1,5 Juta selama 9 Tahun, Petugas Kebersihan di Siantar Ancam Mogok Kerja

Kompas.com - 08/03/2024, 17:56 WIB
Teguh Pribadi,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

PEMATANGSIANTAR, KOMPAS.com - Petugas kebersihan lapangan di Kota Pematangsiantar, Provinsi Sumatera Utara (Sumut) menuntut kenaikan upah dan mengancam mogok bila upah tidak segera dipenuhi Wali Kota Pematangsiantar.

Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Pemkot Pematangsiantar, Junaedi Antonius Sitanggang menyebut, tuntutan itu tak mudah direalisasi mengingat kemampuan keuangan daerah.

Seorang petugas kebersihan, Masron Butarbutar, mengatakan, selama 9 tahun upah petugas kebersihan lapangan di Dinas Lingkungan Hidup (DLH) menerima Rp 1.500.000 ditambah uang puding Rp 19.000 per bulan.

Baca juga: Seleksi PPPK Dinilai Curang, Puluhan Petugas Damkar di Bone Mogok Kerja

Menurutnya hal itu tidak sejalan dengan jargon program kebersihan Wali Kota Pematangsiantar Susanti Dewayani, yaitu LISA (Lihat Sampah Ambil).

Namun sebaliknya, kata dia, Wali kota baik DPRD Pematangsiantar tidak pernah peduli dengan nasib petugas kebersihan.

“Kita semua tahu harga bahan pokok semuanya naik. Apalagi kalau kita punya anak misal lima atau tiga orang, uang segitu itu mana cukup,” kata Masron kepada KOMPAS.com ditemui seusai unjuk rasa damai di Jalan Merdeka Pematangsiantar, Jumat (8/3/2024).

Dikatakan Masron, jumlah petugas kebersihan saat ini lebih dari 250 orang, terdiri dari sopir dan awak Truk sampah.

Adapun upah yang diterima petugas kebersihan itu jauh dari UMR. Masron bilang pekerjaan itu juga beresiko terserang penyakit karena bergelut dengan sampah dan bau busuk.

“Kami keliling dengan rute yang telah ditentukan. Kerjanya ada yang pagi jam 05.00 WIB sampai 08.00 WIB terus sore pukul 18.00 WIB sampai 22.00 WIB,” ucapnya.

Baca juga: Sopir Angkot Feeder LRT Sumsel Mogok Kerja karena 2 Bulan Gaji Tak Dibayar Pemkot Palembang

Ia juga heran, seragam maupun peralatan kebersihan semisal keranjang dan garpu terkadang mereka beli sendiri. Begitu juga baju hijau bertuliskan LISA (Lihat Sampah Ambil) yang mereka pakai sudah lusuh tak tergantikan dengan yang baru.

“Kota Pematangsiantar itu bisa bersih, sehat dan udaranya segar gara gara petugas kebersihan. Masa tega Wali Kota tutup mata melihat kami,” sebutnya.

 

Utang puding

Selain gaji pokok dan BPJS Kesehatan, petugas kebersihan menerima uang puding sebesar Rp 20.000 per bulan. Dua tahun terakhir jumlah berkurang menjadi Rp 19.000.

Apeng, petugas kebersihan selama empat tahun mengatakan, pemerintah beralasan menurunkan uang puding berdasarkan regulasi yang mereka tidak ketahui.

“Dari dua puluh ribu jadi sembilan belas ribu, kurang seribu. Uang segitu bisa beli apa? kan nggak mungkin dibawa ke rumah,” ucapnya.

Baca juga: UMP Jabar 2024 Naik 3,57 Persen, Pj Gubernur Minta Buruh Tidak Mogok Kerja

Dikatakan Apeng, uang puding itu diberikan sebagai penunjang namun sama sekali tidak mencukupi. Begitu juga dengan THR yang tidak genap 1 bulan gaji. Apeng sering berutang di warung kalau ia butuh asupan gizi tambahan.

“Pagi hari kalau kami mau puding ngutang dulu lah. Kalau minum jamu kami ngutang dulu, gajian baru kami bayar,” ucapnya.

Padahal, kata Apeng, berkat kerja keras petugas kebersihan, Kota Pematangsiantar pernah mendapat gelar Kota Adipura.

Unjuk rasa

Saat unjuk rasa di Balai kota, massa dari petugas kebersihan menuntut kenaikan upah, THR satu bulan gaji penuh dan Jaminan Hari Tua (JHT). Dalam orasinya, Masron mengatakan tuntutan itu masih manusiawi.

Petugas kebersihan perlu jaminan hari tua karena selama ini bergelut dengan sampah dan rentan penyakit. “Suara ini murni dari petugas kebersihan,” katanya.

Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Junaedi Antonius Sitanggang turun menemui massa karena Wali Kota Susanti Dewayani berhalangan hadir.

Saat berdialog, Junaidi justru menuding petugas kebersihan mendapat tip saat mengangkut sampah dari rumah warga.

Baca juga: Dokter RSUD Syekh Yusuf Gowa Mogok Kerja, Ratusan Pasien Telantar

Ia bilang tenaga kebersihan juga mendapatkan uang ekstra puding sehingga memperoleh Rp 2,1 Juta per bulan.

Pernyataan itu spontan membuat petugas kebersihan geram. Sempat terjadi adu mulut dan massa meminta Wali Kota turun menemui mereka.

“Apa yang disampaikan pada dasarnya tidak bisa direalisasi begitu saja karena ada mekanismenya. Soal kenaikan gaji harus disesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah yang berkaitan dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD),” kata Junaedi.

Petugas kebersihan lainnya, Tapijem, mengatakan, aksi unjuk rasa ini berujung pemogokan kerja jika Wali Kota Pematangsiantar tidak memanggil mereka untuk berdialog.

Menurutnya, petugas kebersihan telah datang menyampaikan aspirasi dengan damai, kini giliran Wali Kota harus memanggil mereka.

Mogok kerja lah sampai hari Rabu ini,” ketus petugas kebersihan selama 14 Tahun itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ternyata Bayi yang Diduga Diculik di Medan Dijual Ayahnya Rp 15 Juta

Ternyata Bayi yang Diduga Diculik di Medan Dijual Ayahnya Rp 15 Juta

Medan
Edy Daftar Pilkada Sumut di Perindo, Kenang Dukungan Hary Tanoe Saat Pilgub

Edy Daftar Pilkada Sumut di Perindo, Kenang Dukungan Hary Tanoe Saat Pilgub

Medan
BEM USU Demo UKT Naik, Ada Mahasiswa Nyaris Ngutang ke Pinjol untuk Bayar Kuliah

BEM USU Demo UKT Naik, Ada Mahasiswa Nyaris Ngutang ke Pinjol untuk Bayar Kuliah

Medan
Foto Jokowi Tak Ada di Ruang Rakor, PDI-P Sumut Minta Maaf

Foto Jokowi Tak Ada di Ruang Rakor, PDI-P Sumut Minta Maaf

Medan
Kronologi Porsche Tabrak Avanza, Warung, dan Kantor Polisi di Medan

Kronologi Porsche Tabrak Avanza, Warung, dan Kantor Polisi di Medan

Medan
Porsche Kecelakaan sampai Nempel di Dinding Kantor Polrestabes Medan

Porsche Kecelakaan sampai Nempel di Dinding Kantor Polrestabes Medan

Medan
Prakiraan Cuaca Medan Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Medan Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Medan
3 Orang Ditangkap di Medan Bukan Penculik Anak, tapi Terkait Adopsi Ilegal

3 Orang Ditangkap di Medan Bukan Penculik Anak, tapi Terkait Adopsi Ilegal

Medan
Pria di Deli Serdang Ditemukan Tewas dengan Kaki Terikat, Diduga Dibunuh

Pria di Deli Serdang Ditemukan Tewas dengan Kaki Terikat, Diduga Dibunuh

Medan
Heboh soal Warga Tangkap Penculik Anak di Medan, Diduga Terkait Utang

Heboh soal Warga Tangkap Penculik Anak di Medan, Diduga Terkait Utang

Medan
Cuma Ada Foto Wapres di Ruang Rakor, PDI-P Bilang Foto Jokowi Jatuh

Cuma Ada Foto Wapres di Ruang Rakor, PDI-P Bilang Foto Jokowi Jatuh

Medan
Prakiraan Cuaca Medan Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Lebat

Prakiraan Cuaca Medan Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Lebat

Medan
Pilkada Sumut, Edy Rahmayadi: Saya Melihat Bobby Bukan karena Menantu Pak Presiden

Pilkada Sumut, Edy Rahmayadi: Saya Melihat Bobby Bukan karena Menantu Pak Presiden

Medan
Jika Ditunjuk Megawati Jadi Cagub Sumut, Edy Bakal Diminta Jadi Kader PDI-P

Jika Ditunjuk Megawati Jadi Cagub Sumut, Edy Bakal Diminta Jadi Kader PDI-P

Medan
Seloroh Edy soal Pasangan Bobby-Ijeck di Pilkada Sumut: Satu Terlalu Tinggi

Seloroh Edy soal Pasangan Bobby-Ijeck di Pilkada Sumut: Satu Terlalu Tinggi

Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com